Pemprov Jatim berkoordinasi dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Wilayah Jawa Timur tentang percepatan pertumbuhan Unit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan Industri Kecil dan Mikro (IKM) di Jawa Timur.
Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur mengatakan, dia ingin ada percepatan program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) BPN di Jawa Timur supaya produktivitas UMKM dan IKM di Jatim meningkat.
Dia mengatakan, keterkaitan antara pertumbuhan UMKM dan IKM di Jatim dengan program PTSL ada pada sektor permodalan usaha. “Sertifikat tanah menjadi kolateral dengan peminjaman dana,” katanya di grahadi, Kamis (19/9/2019).
Pertumbuhan UMKM dan IKM di Jawa Timur dengan percepatan PTSL ini menurutnya penting. Sebab, 4,5 persen pertumbuhan ekonomi Jatim sebagian besar dari sektor konsumsi.
“Industri Jatim ini nomor satu mamin, makanan minuman. Nah, ini (PTSL) adalah bagian penting untuk mendongkrak peran UMKM bisa masuk pada sektor industri makanan dan minuman,” katanya.
Heri Santoso Kepala Kanwil BPN Jatim membenarkan kaitan antara permodalan UMKM dan IKM ini dengan percepatan penuntasan program PTSL ini. Buktinya, ada peningkatan peredaran uang di Jatim dari sertifikat tanah yang diagunkan ke bank dari tahun ke tahun.
“Sebelum PTSL, uang yang beredar di Jatim dari sertifikat yang diagunkan hanya Rp27 triliun. Itu pada 2016. Tetapi begitu ada PTSL, sejak 2017, uang yang beredar dari agunan sertifikat Rp70 triliun. Sudah hampir tiga kali lipat,” ujarnya.
Jumlah peredaran uang di Jawa Timur dari agunan sertifikat tanah itu terus meningkat pada 2018 mencapai lebih dari Rp112 triliun. Artinya, kata Heri, penuntasan PTSL ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jawa Timur.
Kanwil BPN Jatim saat ini sedang mengejar target pengukuran dan sertifikat tanah untuk 1,725 juta bidang tanah di Jatim hingga akhir 2019. Realisasinya, sudah ada 1,666 juta bidang tanah yang terukur.
“HAT (Sertifikat Hak Atas Tanah) yang sudah dikeluarkan sudah 1.200.000-an bidang. Sekitar 90-an persen sudah selesai. Mudah-mudahan sebelum 31 Desember sudah selesai semua,” katanya.
Program PTSL di Jawa Timur ditargetkan tuntas pada 2024/2025 mendatang. BPN Jatim, kata Heri, menargetkan lebih banyak lagi tanah terukur dan bersertifikat pada 2020 mendatang, mencapai 2 juta bidang.(den/ang)