Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Surabaya (Ubaya) rebut juara dua Kompetisi Debat Konstitusi Mahasiswa Antar Perguruan Tinggi se Indonesia XII Tahun 2019 Tingkat Regional Timur.
Kompetisi diselenggarakan oleh Mahkamah Konstitusi Indonesia di Universitas Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara. Kemenangan tim Debat Fakultas Ubaya beranggotakan Shafira Dianita, Michelle Juventia, dan Debora Veronica, akan berlaga di tingkat nasional pada 14-16 Agustus 2019 di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Mahkamah Konstitusi, Bogor.
Pada kompetisi debat ini tercatat 24 tim terbaik yang lolos tahap eliminasi di tingkat Regional Timur yang bertemakan: Anggota DPD Bebas dari Anggota Partai Politik.
Melalui pengumpulan karya tulis dan video presentasi berjudul Pembaharuan Syarat Kualifikasi Keanggotaan Dewan Perwakilan Daerah sebagai Upaya Harmonisasi Sistem Ketatanegaraan di Indonesia, tim Debat Fakultas Hukum Ubaya berhasil masuk ke babak debat semifinal dan final.
Kompetisi ini menghadirkan sembilan ahli hukum, pemerintahan, dan sekretaris jenderal Mahkamah Konstitusi sebagai juri untuk menentukan pemenang juara satu, juara dua, juara tiga, serta juara harapan satu tingkat Regional Timur.
Persiapan kompetisi dilakukan dalam kurun waktu tiga minggu dengan melakukan riset pada 10 topik yang berbeda.
“Kami berbagi peran untuk menguasai masing-masing materi. Saya sebagai pembicara pertama perlu mengetahui acuan topik secara filosofis, ideologis, dan sosiologis. Sedangkan Debora lebih menguasai peraturan perundang-undangan dan fakta-fakta yang ada, sedangkan Michelle cenderung menguasai bagian filosofis dan pembaruan solusi,” terang Shafira Dianita, mahasiswa Fakultas Hukum Angkatan 2016.
Michelle Kristina, S.H., M.H. selaku dosen pembimbing Fakultas Hukum Ubaya menuturkan bahwa pemilihan mahasiswa yang mewakili kompetisi debat regional dan nasional merupakan hasil dari proses seleksi yang dilakukan setiap tahun.
“Melalui KSM (Kelompok Studi Mahasiswa) Fakultas Hukum, kita pilih mahasiswa yang terbaik dan kita latih sesuai materi kompetisi. Selanjutnya, beberapa mahasiswa akan mengikuti proses seleksi seperti debat antar mahasiswa dengan saling beradu argumen sesuai topik yang ditentukan dan presentasi yang dilakukan secara individu,” kata Michelle, Jumat (26/4/2019).
Wanita kelahiran Surabaya ini tidak hanya memberikan bimbingan materi, namun juga motivasi untuk mahasiswa agar memiliki mental yang kuat dalam berkompetisi menghadapi universitas lain.
“Saya harap melalui kompetisi ini, mereka dapat menjadi lebih dewasa. Faktor utama dalam kompetisi yang saya tekankan adalah proses belajar menjadi lebih baik, menang dan kalah itu urusan belakang. Saya bangga kepada mereka, dan semoga mereka tetap semangat hingga kompetisi nasional nanti,” pungkas Michelle yang pernah mewakili Ubaya dalam kompetisi Debat Konstitusi Regional dan Nasional tahun 2014 lalu.(tok/rst)