Sabtu, 23 November 2024

Listrik di Masalembu Menyala Kurang dari Enam Jam dan Tidak Merata

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Enam perwakilan warga Masalembu menyampaikan keluhannya soal listrik yang terbatas dan tidak merata kepada Anggota DPRD Jatim, Senin (23/9/2019). Foto: Istimewa

Enam orang warga dan mahasiswa asal Pulau Masalembu, Sumenep, mengadukan layanan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang terbatas dan tidak rata ke DPRD Jatim, Senin (23/9/2019).

Burhanuddin Koordinator Asosiasi Masyarakat Masalembu Pelanggan PLTD (AMMP-PLTD) mengatakan, listrik dari PLTD di Masalembu cuma melayani kebutuhan warga selama enam jam.

Warga di pulau yang jadi satu kecamatan di Sumenep itu menikmati listrik dari pukul 18.00 WIB sampai pukul 23.00 WIB saja. Selain itu, dari ribuan rumah di empat desa, yang menikmati listrik cuma ratusan rumah.

“Dari 7 ribu rumah penduduk hanya 600 rumah yang tersuplai listrik. Padahal dari data 2017 lalu, penduduk di Masalembu sudah ada 25 ribu orang,” kata Burhanuddin di DPRD Jatim.

Listrik dari PLTD yang dibangun Pemprov Jatim bersama PLN itu, baru dinikmati warga di desa Masalima dan Sukajeruk. Cuma sebagian warga Desa Masakambing dan Karamian yang menikmati listrik.

Hasan Basri mahasiswa yang tergabung dalam Front Mahasiswa Masalembu, yang juga warga kecamatan itu, mendampingi perwakilan AMMP-PLTD saat mengadukan keluhan mereka ke DPRD Jatim.

Dia bersama warga menyatakan sikap dan tuntutan supaya Pemprov Jatim memenuhi kebutuhan dasar listrik semua warga Masalembu. Menurutnya, listrik sudah jadi kebutuhan primer warga Masalembu.

“Kami minta, sesuai amanat undang-undang, masyarakat Masalembu dapat hak fasilitas layak, terutama listrik. Listrik sudah jadi kebutuhan priemer di sektor pendidikan dan sektor lainnya,” ujarnya.

Perwakilan warga dan mahasiswa asal Masalembu ini ditemui Kuswanto salah satu anggota DPRD Jatim dari Fraksi Partai Demokrat. Dia berjanji mencarikan solusi terbaik bagi warga Masalembu.

“Sudah 75 tahun kita merdeka, ternyata mereka belum bisa menikmati listrik secara bebas dan secara penuh. Dan itu pun sebagian saja yang menikmati. Tentu kami akan carikan solusi terbaik,” kata Kuswanto.

Kuswanto mengatakan, salah satu solusi untuk wilayah kepulauan yakni menggunakan energi terbarukan. Sehingga tidak perlu mengandalkan pembangkit listrik di Jawa dan Bali.

“Ini butuh perhatian serius. Kami akan berkooridinasi dengan pemerintah kabupaten. Pembangkit energi surya bisa jadi solusi. Sumber dana banyak dari ABPD, juga dari CSR dan sebagainya,” katanya.

Menurutnya, problem listrik ini tidak cuma dialami warga Masalembu saja. Tetapi juga warga di kepulauan lain di Madura. Hanya saja, kebutuhan di Masalembu ini menurutnya sudah mendesak.

Perlu diketahui, baru-baru ini Pemprov Jatim mengklaim sudah 97,3 persen masyarakat Jatim yang sudah menikmati listrik. Untuk daerah kepulauan di Madura, solusi dari Pemprov Jatim memang PLTD.

Baru-baru ini Setiajit Kepala Dinas ESDM Jatim mengklaim telah menuntaskan pembangunan PLTD di lima pulau yang ada di sekitar Pulau Madura. Pulau Raas, Sapudi, Gili Iyang, Kangean, dan Pegerungan.

Setiajit juga mengatakan, Pemprov sudah menyiapkan 1.367 unit Listrik Tenaga Solar Hemat Energi (LTSHE) untuk 18 desa di pulau-pulau kecil selai yang sudah terdapat PLTD. Targetnya 2024 100 persen masyarakat Jatim sudah teraliri listrik.(den/iss/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs