Rencana pembangunan kilang baru Pertamina-Rosneft (perusahaan Rusia) di Tuban terus berjalan. Pembebasan lahan seluas kurang lebih 800 hektare di wilayah Kecamatan Jenu, Tuban, ditargetkan tuntas pada April mendatang.
Setiajid Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berharap pembangunan kilang minyak baru oleh PT Pertamina-Rosneft dengan nilai investasi mencapai 15,6 milliar Dolar AS atau setara Rp330 trilliun itu bisa segera dilakukan.
“Penetapan lokasi (penlok) sudah ada. Tinggal percepatan dari PT Pertamina dalam hal pengadaan maupun penggantian lahan tukar guling yang dibutuhkan untuk pembangunan kilang,” kata Setiajid, Selasa (5/3/2019).
Dari total 800 hektare lahan kilang baru ini, seluas 348 hektare di antaranya merupakan milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Menurut Setiajid, taliasih kepada penggarap lahan sudah dibayarkan.
Kemudian, lahan milik Perhutani seluas 109 hektare di kecamatan Jenu, Tuban. Menurut, Setiajid, prosesnya saat ini sudah mencapai penyelesaian “tukar guling”.
Sisanya, sejumlah lahan milik masyarakat, saat ini sedang dalam proses appraisal dan pengukuran oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN). “Ini targetnya akan selesai sekitar dua bulan,” kata Setiajid.
Selain lahan seluas 800 hektare, Pertamina-Rosneft bersama pihak terkait juga akan melakukan reklamasi seluas kurang lebih 300 hektare untuk memenuhi kebutuhan lahan kilang baru di Jawa Timur itu.
Setiajid mengatakan, saat ini, dari total kebutuhan reklamasi, sudah ada 160 hektar reklamasi yang tinggal menunggu keluarnya nomor induk berusaha. Setelah itu keluar, reklamasi lahan bisa segera dikerjakan.
Bila sesuai rencana, maka kilang minyak baru PT Pertamina-Rosneft itu bisa segera dibangun dimulai dari peletakan batu pertama pada April mendatang di lahan seluas lebih dari 1.000 hektare.
Bila pembangunan berjalan lancar, pada 2024 mendatang kilang minyak yang direncanakan berkapasitas 300 barrel per hari itu sudah dapat beroperasi.
“Produksi itu 300 barrel untuk kilang minyak itu tidak hanya dari Jawa Timur, growth oil-nya bisa dari Rusia, Rosneft, bisa dari Timur Tengah dan sebagainya di Amerika Latin,” urainya.
Setiajid menegaskan, bila kilang minyak Tuban sudah terbangun, maka kilang baru itu akan menjadi yang terbesar di Indonesia. Dia bahkan mengklaim, kilang itu lebih luas dari milik Malaysia.(den/tin/ipg)