Insiden ambruknya atap sekolah MTs Bahrul Ulum di Dusun Warugunung Lor, Desa Kupang, Kecamatan Jetis, Mojokerto, Jumat (8/2/2019) pagi menyisakan cerita detik-detik ambruknya plafon.
Ilham Saputra (12) salah satu siswa selamat mengatakan, dirinya sempat tertimpa bagian material bangunan atap yang ambruk hingga kepalanya benjol.
“Saat itu pelajaran belum dimulai, siswa siswi baru saja mengumpulkan buku LKS hasil dari pekerjaan rumah (PR) yang diberikan guru bahasa Arab. Tiba-tiba tak ada angin tak ada hujan atap ini ambruk. Saat atap ambrukpun tak ada tanda tanda suara sama sekali. Jadi tiba-tiba ambruk begitu saja,” ujar Ilham saat didatangi Fuad reporter Radio Maja Mojokerto di rumahnya.
Kata Ilham, saat atap ambruk dirinya berusaha melindungi diri dengan meletakkan tangan di atas kepala. Sedangkan siswa siswi lainnya juga demikian, bahkan ada beberapa yang bersembunyi di bawah kolong bangku untuk mencari perlindungan.
“Siswa siswi lainnya pada teriak dan meminta tolong saat ambruknya atap kelas VII. Tidak hanya siswa siswi, guru pengajar pun, yang ada di depan ruangan kelas juga ikut tertimpa reruntuhan bangunan di bagian kaki, ” imbuhnya.
Setelah ambruk, para siswa siswi panik dan para dewan guru yang ada di luar atau yang ada di kantor langsung berusaha menolong para siswa dan siswi yang ada di kelas. “Setelah atap itu ambruk, saya langsung naik meja dan keluar melalui jendela kelas, yang memang pada saat itu jendela depan tidak ada kacanya,” tutur anak ke-3 dari pasangan (alm) Muhammad Hartono dan Suhartatik.
Ilham juga mengatakan, dari insiden itu, ada dua siswa yang mengalami luka parah yakni atas nama Rifki dan Rio. “Rifki mengalami luka di bagian tangan dan Rio sempet berdarah di bagian kepala,” imbuhnya.
Masih kata Ilham, saat kejadian dirinya berada di bangku bagian kiri, tepatnya nomor dua dari belakang di samping tembok. “Saat itu juga setelah kondisi atap sudah porak poranda, pintu itu sempat terhalang kayu. Hingga akhirnya saya memilih keluar melalui jendela depan,” katanya. (fad/dwi)