Pembangunan kolam tampung air menjadi salah satu solusi banjir akibat curah hujan tinggi di kawasan Surabaya bagian barat, khususnya Sambikerep dan Lakarsantri beberapa waktu lalu, kata pejabat setempat.
Eri Cahyadi Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya di Surabaya, Sabtu (9/2/2018), mengatakan ada dua kolam tampung air yang saat ini dibangun di kawasan perumahan elite di Citraland dan Pakuwon.
“Pemkot Surabaya telah memberikan izin pembuatan kolam tampung air yang wajib dibangun oleh pihak pengembang di perumahan elite sejak 2013,” katanya dilansir Antara.
Ia menjelaskan penyebab banjir karena kurangnya resapan air akibat pembangunan perumahan Pakuwon dan Citraland yang belum menyelesaikan pembangunan kolam tampung air sebagai pengganti resapan yang terkoneksi dengan wilayah sekitarnya.
Eri mengatakan terjadinya banjir di kawasan tersebut beberapa waktu lalu karena belum selesai pembangunan kolam tampung.
“Curah hujannya melebihi yang biasanya, sehinga terjadilah banjir,” ujarnya.
Keberadaan dua kolam tampung tersebut, lanjut dia, diperkirakan dapat menampung debit air hujan di wilayah Surabaya barat yang nantinya dapat terkoneksi dengan penampungan air yang lebih besar atau Waduk Slamet.
“Ada dua kolam tampung, saya lupa ukurannya, tetapi kolam tampung itu untuk menampung air sementara sampai dengan ketika hujan agak reda maka bisa berjalan ke Waduk lamet,” katanya.
Ia menilai pembanguan dua kolam tampung tersebut telah dihitung oleh para ahli dan pengamat yang nantinya dipastikan menghindarkan banjir yang terjadi di wilayah Surabaya barat.
“Itu sudah dikoreksi juga dari teman-teman pengamat, sehingga hitungan itu sudah mencakup menampung air yang posisinya ada di wilayah barat, terutama yang ada di Pakuwon atau Citraland,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan jika pembangunan kolam tampung tak segera diselesaikan, kerugian akibat banjir tak hanya akan dialami Pemkot Surabaya melainkan juga setiap pengembang perumahan.
“Jadi pembangun perumahan tanpa dibarengi dengan pembangunan kolam tampung air rugikan semua pihak. Ketika terjadi banjir yang rugi tidak hanya dari pemkot, tapi pengembang juga rugi,” katanya.(ant/tin)