Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur mengimbau masyarakat waspada potensi bencana hidrometeorologi sampai pertengahan Maret mendatang. Terutama nelayan di daerah selatan terhadap potensi gelombang tinggi.
Potensi bencana hidrometeorologi, kata Khofifah, meliputi banjir, rob, banjir bandang, tanah longsor, dan angin puting beliung akibat beberapa fenomena atmosfer. Seperti diinformasikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Fenomena atmosfer itu, kata Khofifah, mengakibatkan peningkatan potensi curah hujan di sejumlah wilayah di Indonesia, salah satunya Jawa Timur.
“Saya harap, nelayan di wilayah selatan Jawa Timur terus memantau fenomena ini sehingga bisa memastikan keamanan saat melaut. Menurut BMKG, ada potensi gelombang tinggi 2,5-4 meter di wilayah Jawa Timur bagian Selatan,” katanya.
Khofifah mengatakan, beberapa hari terakhir wilayah Jawa Timur terus diguyur hujan sedang hingga lebat. Akibatnya, tidak kurang 15 Kabupaten/Kota di Jawa Timur dilanda banjir.
Selain Madiun, 15 kota atau kabupaten lainnya yakni Nganjuk, Ngawi, Magetan, Sidoarjo, Kabupaten Kediri, Bojonegoro, Tuban, Kabupaten Probolinggo, Gresik, Pacitan, Trenggalek, Ponorogo, Lamongan, Jember, dan Kabupaten Blitar.
“Prioritas Pemprov saat ini, memastikan seluruh kebutuhan pengungsi dapat tercukupi dengan baik. Mudah-mudahan banjir segera surut sehingga seluruh pengungsi bisa kembali ke rumah masing-masing,” ujarnya.
Pemprov Jatim, kata dia, terus berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah terdampak. Dia berharap Pemda setempat terus pro aktif dan sigap dalam upaya penanganan bencana banjir. (den/tin/dwi)