Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menggelar program pelatihan sertifikasi bagi tenaga kerja di Bojonegoro, dan Tuban, Jawa Timur, serta Blora, Jawa Tengah, untuk meningkatkan kemampuan para pekerja terampil di sektor migas.
“Ada 33 tenaga kerja di masing-masing kabupaten yang direkrut untuk mengikuti pelatihan sektor migas,” kata Sugi Hartono Kasi Informasi Pasar Kerja dan Penempatan Tenaga Kerja Disperinaker Bojonegoro, di Bojonegoro, dilansir Antara Kamis (31/1/2019).
Tenaga kerja yang direkrut itu, kata dia, akan mengikuti pelatihan sektor migas di Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Minyak Gas dan Bumi, Cepu, Jawa Tengah.
“Penerimaan pendaftaran peserta pelatihan selama sepekan berakhir sehari lalu. Ada sekitar 200 tenaga kerja lulusan SLTA dan S1 yang mendaftar. Karena jumlahnya melebihi kuota setelah ini pendaftar yang lolos seleksi administrasi harus mengikuti seleksi tertulis,” katanya.
Dari data kuota peserta pelatihan daerahnya, sebanyak 33 tenaga kerja yang terpilih, rinciannya enam tenaga kerja akan mengikuti pelatihan sertifikasi bidang operator pesawat angkat unit mobil crane pada 11 Februari sampai dengan 6 Maret.
Selain itu, tujuh tenaga kerja mengikuti pelatihan operator K3 mulai 11 Februari sampai dengan 6 Maret, dan sebanyak tujuh tenaga kerja mengikuti pelatihan bidang operator pesawat angkat unit rigger mulai 11 Maret sampai dengan 4 April.
Lainnya sebanyak enam tenaga kerja akan mengikuti bidang operator pesawat angkat unit forklift mulai 8 April sampai dengan 2 Mei.
“Tenaga kerja sertifikasi yang mengikuti pelatihan kalau sudah lulus pelatihan tidak harus bekerja di pengembangan proyek gas Jambaran-Tiung Biru (JTB) di Bojonegoro. Tapi, bisa bekerja di perusahaan lainnya, selain migas,” kata dia menjelaskan.
Sebab, lanjutnya, sekarang ini proyek pengembangan Unitisasi lapangan gas JTB dengan operator Pertamina EP Cepu (PPEC) masih belum ada proses rekrutmen tenaga kerja terampil.
“Sekarang sudah ada pekerjaan, tapi lebih banyak tenaga kerja yang tidak terampil yang dibutuhkan, misalnya, menguruk tanah,” ujarnya.
Meski demikian, ia mengimbau kontraktor pengembangan unitisasi lapangan gas JTB tidak merekrut tenaga kerja sertifikasi dari luar daerah, sepanjang tenaga kerja yang dibutuhkan juga tersedia di lokal. (ant/wil/ipg)