Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) akan menambah kuota penerima program Bidikmisi pada tahun 2019, rencana ini sebagai bentuk komitmen dan fokus kerja pemerintah dalam memrioritaskan pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Antara melansir, Mohamad Nasir Menristekdikti di Madiun, Rabu (9/1/2019), mengatakan kuota penerima program Bidikmisi akan bertambah dari 85.000 mahasiswa pada 2018, menjadi 130.000 mahasiswa pada 2019.
“Kami akan tingkatkan dari 85.000 menjadi 130.000 penerima di tahun 2019 ini sehingga hampir 50 persenlah kenaikannya, mudah-mudahan nanti bisa berjalan. Karena yang selama ini saya rasa masih kurang,” ujar Nasir usai memberikan kuliah umum di Politeknik Negeri Madiun (PNM).
Menurutnya, program Bidikmisi dapat memotong mata rantai kemiskinan, karena anak-anak dari keluarga kurang mampu yang berprestasi dapat menyelesaikan pendidikan tinggi. Dengan demikian, daya saing SDM nasional dapat terus meningkat.
Penambahan kuota tersebut juga sesuai instruksi Presiden, dimana prioritas pembangunan akan digeser dari infrastruktur ke pembangunan sumber daya manusia.
Sebanyak 80 persen penerima bantuan Bidikmisi tahun 2018 telah menunjukkan prestasi dengan meraih Indeks Prestasi Komulatif (IPK) di atas 3.00.
“Program bidikmisi sangat bermanfaat bagi masyarakat, karena memiliki peluang besar untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik,” imbuhnya
Bidikmisi merupakan bantuan biaya pendidikan bagi calon mahasiswa tidak mampu secara ekonomi dan memiliki potensi akademik baik untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi pada program studi unggulan sampai lulus tepat waktu. Beasiswa ini dapat dipakai untuk kuliah di perguruan tinggi negeri maupun swasta. (ant/wil/ipg)