Kementerian Perhubungan (Kemenhub) meluncurkan secara perdana pengoperasian bus Angkutan Antarkota Antarprovinsi (AKAP) Tol Trans Jawa Trayek Jakarta – Tol Trans Jawa – Surabaya sebanyak delapan unit.
“Untuk pemberangkatan perdana ini terdapat sekitar delapan armada bus dari delapan perusahaan otobis (PO) sehingga masing-masing satu bus, tapi nanti totalnya berjumlah 36 bus,” ujar Cris Kuntadi Staf Ahli Bidang Logistik, Multimoda, dan Keselamatan Perhubungan Kemenhub di Terminal Pulo Gebang, Jakarta, Senin (27/5/2019).
Cris menjelaskan bahwa bus-bus AKAP Tol Trans Jawa akan menggunakan tempat peristirahatan atau rest area di jalan tol, sebagai tempat persinggahan.
“Memang akan pakai rest area sebagai tempat persinggahan, misalnya kalau dari Jakarta mau ke Semarang maka penumpang turun di rest area Semarang lalu nanti disiapkan shuttle untuk diantarkan ke terminal tujuan,” katanya seperti dilansir Antara.
Dia juga menambahkan bahwa untuk sementara penyediaan shuttle dari rest area di Tol Trans Jawa ke terminal tujuan tersebut, tanggung jawab operator bus.
“Karena kita masih sosialisasi di awal, tapi harapan untuk ke depannya diperkirakan bisa sampai 36 bus. Mestinya masyarakat akan sangat antusias untuk menggunakan moda transportasi bus tersebut mengingat akan jauh lebih cepat,” kata Cris.
Waktu perjalanan antara Jakarta-Surabaya, menurut dia, diperkirakan bisa ditempuh dalam waktu sekitar 11 sampai dengan 12 jam.
Saat ini bus AKAP Tol Trans Jawa baru melayani trayek Jakarta – Tol Trans Jawa – Surabaya, namun untuk ke depannya tidak menutup kemungkinan melayani trayek-trayek baru.
“Sementara (melayani) Jakarta-Surabaya, jadi untuk berikutnya apakah akan melayani sampai ke Banyuwangi jika tol Trans Jawa nanti sampai sana? Kita akan melihat situasi dan permintaan dari masyarakat,” ujar Staf Ahli Kemenhub tersebut.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengusulkan agar dibentuk bus yang dapat beroperasi di sepanjang jalur Tol Trans Jawa.
Dia lebih lanjut menjelaskan bahwa satu bus ini bisa mengangkut 40 atau 50 orang, dan diharapkan mengurangi ego serta kecenderungan masyarakat untuk menggunakan kendaraan pribadi saat bepergian.(ant/iss/ipg)