Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam sebuah pertemuan kesehatan secara resmi menyatakan kecanduan game sebagai penyakit di era modern.
Menurut Tarik Jasarevic perwakilan WHO, pernyataan ini didasari atas temuan berbagai ahli di seluruh dunia yang menyatakan bahwa pola perilaku bermain game mengalami gangguan kontrol.
Diantaranya menomorsatukan game dibanding tanggung jawab yang lain dalam kehidupan sehari-hari, termasuk sekolah dan bekerja dan memenuhi janji-janji sosial.
Menurut definisi baru, perilaku bermain game berubah menjadi penyakit ketika si pemain lebih mengutamakan game daripada kegiatan sehari-hari lainnya, dan mulai merusak hubungan seseorang, sekolah atau tanggung jawab pekerjaan selama setidaknya satu tahun.
Menurut para ahli WHO yang menganalisis studi tentang perilaku bermain game, pola bermain game berbeda dengan penggunaan internet lainnya seperti media sosial, perjudian daring, dan belanja online.
Kriteria yang digunakan oleh WHO mirip dengan yang digunakan untuk membedakan perilaku kecanduan lain yaitu, siapapun yang mengutamakan sesuatu dan mulai mengambil prioritas di atas kehidupan seseorang dengan mengesampingkan perilaku lainnya itu dianggap sebagai sebuah penyakit.
Michelle Carras, kontraktor independen tentang masalah kesehatan mental publik yang telah menerbitkan penelitian tentang perilaku bermain game, menyebutkan tidak hanya bermain game tetapi menggunakan internet dan telepon pintar yang berlebihan dan tidak mengukur efek kegiatannya, bisa bermasalah pada kesehatan.
“Masalahnya, dengan game dan media baru mereka menghasilkan budaya yang berbeda, budaya yang unik. Game bagi sebagian orang bisa saja dianggap sebagai hal yang bisa memenuhi kebutuhan sosial mereka, menggantikan rekreasi.” kata Carras.
Carras menyarankan, agar penelitian tidak terlalu mengarah pada gamers namun mendukung gagasan untuk meneliti penggunaan internet dan ketergantungan pada teknologi secara lebih luas. Seperti penggunaan media sosial, dan akses internet lainnya. (ant/rst)