PT Kereta Api Indonesia akan memberlakukan tarif otomatis tahun depan, terutama untuk kereta api jarak jauh.
Didik Hartanto Direktur Keuangan PT KAI saat ditemui usai Konferensi Pers Investor Gathering Obligasi II KAI di Jakarta, Senin (11/11/2019), menjelaskan tarif otomatis tersebut, yakni harga tiket menyesuaikan waktu pembelian, artinya semakin dekat ke keberangkatan, maka tiket itu semakin mahal.
“Kita lagi kembangkan agar orang beli tiket dari 30 hari dengan 15 hari atau lima hari itu harganya beda,” kata Didik.
Didik menuturkan meskipun semakin mahal semakin mendekat ke hari keberangkatan, harga tiket itu tidak sampai melampaui tarif batas atas (TBA).
“Tapi ‘kan nanti ada mekanisme TBA dan TBB (tarif batas bawah),” ujarnya.
Dia mengatakan tiket dibuka 30 hari menjelang keberangkatan karena kecenderungan sebagian besar calon penumpang membeli sebulan sebelumnya bukan lagi 90 hari sebelumnya.
Didik menyebutkan besaran calon penumpang yang membeli tiket 90 hari sebelumnya hanya lima persen.
“Sekarang kita menjual tiket itu 30 hari sebelum keberangkatan, bukan lagi 90 hari karena kita kaji, orang yang beli tiket 90 hari sebelum itu gak ada lima persen, sehingga para penumpang maunya 30 hari sebelum. senengnya yang mendadak-mendadak begitu,” katanya.
Dia berharap pada masa angkutan Lebaran 2020, sistem tiket otomatis itu sudah berjalan dan berlaku di seluruh masa, baik itu musim sepi (low season) maupun musim ramai (peak season).
Dia juga mengatakan saat ini kecenderungannya daya beli masyarakat semakin meningkat yang berpengaruh pada meningkatnya penjualan KA Eksekutif.
“Jadi, pola investasi kita bangun sekarang karena ke depan kami mau kereta yang bagus-bagus yang nyaman, pertumbuhan kereta eksekutif kita paling tinggi, 40 persen sampai November,” katanya.
Karena itu, salah satu tujuan penerbitan surat utang (obligasi) kedua senilai Rp2 triliun adalah untuk mengembangkan kereta eksekutif dan kereta mewah (luxury train) atau “sleepers”.
Dalam kesempatan sama, Edi Sukmoro Direktur Utama KAI menyebutkan saat ini pihaknya juga tengah menyiapkan operasi untuk Natal dan Tahun Baru di mana kenaikan jumlah penumpang di kisaran tiga sampai empat persen.
“Pertama akan dipersiapkan inspeksi di jalur Utara maupun Selatan, kesiapan stasiun-stasiun dan prasarananya. Ada peningkatan penumpang tiga hingga persen,” katanya.(ant/iss/ipg)