Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jawa Timur mencatat penurunan jumlah kasus kekerasan terhadap anak di wilayah Jawa Timur selama 2019.
“Dari hasil catatan LPA memang terjadi penurunan kasus kekerasan terhadap anak di Jatim, tetapi yang perlu diperhatikan adalah rumah dan sekolah masih menjadi tempat yang tidak aman bagi anak,” kata Isa Ansori Sekretaris LPA Jawa Timur di Surabaya, Minggu (29/12/2019), seperti dilansir Antara.
Menurut data LPA Jawa Timur, jumlah laporan langsung kasus kekerasan terhadap anak di Jawa Timur tahun 2019 turun menjadi 90 dari 131 pada 2018.
Berdasarkan data kasus yang dihimpun LPA dari media massa, jumlah kasus kekerasan terhadap anak juga menurun menjadi 268 dari 333 kasus pada 2018.
LPA juga mencatat selama 2018 ada 464 anak yang terlibat sebagai pelaku dan 432 anak yang menjadi korban dalam kasus kekerasan terhadap anak dan pada 2019 ada 567 anak yang terlibat sebagai pelaku dan 408 anak yang menjadi korban langsung.
Selama 2019, LPA menerima laporan 11 kasus kekerasan seksual terhadap anak, turun dari 22 laporan kasus pada 2018. Sedangkan jumlah kasus kekerasan seksual terhadap anak yang dihimpun LPA dari laporan media massa selama 2018 sebanyak 121 kasus dan selama 2019 sebanyak 124 kasus.
Di samping itu, LPA menerima lima laporan kasus anak yang menghadapi persoalan hukum selama 2018 dan tiga kasus selama 2019. LPA mencatat 40 laporan penyalahgunaan psikotropika pada anak tahun 2018 dan 18 laporan pada 2019.
Menurut LPA, jumlah kasus kekerasan dengan pelaku anak langsung naik dari 503 pada 2018 menjadi 567 pada 2019 dan jumlah anak korban kekerasan turun dari 471 tahun 2018 menjadi 408 tahun 2019.
Kasus kekerasan terhadap anak, menurut data LPA, paling banyak terjadi di Surabaya (97) disusul Tulungagung (20), Sidoarjo-Mojokerto (16), Gresik-Lamongan (11), Jombang (10), Sumenep (9), Lumajang-Malang-Probolinggo-Pasuruan (8), Bojonegoro-Bondowoso (7), Jember-Blitar-Kediri (6), dan Bangkalan (5).
Berdasarkan data-data kasus kekerasan terhadap anak yang sudah dihimpun, LPA Jawa Timur menyimpulkan bahwa setiap hari terjadi satu kekerasan terhadap anak sepanjang 2019.
LPA menekankan pentingnya penguatan keluarga dan perbaikan pengasuhan, pewujudan sekolah ramah anak, dan penguatan kapasitas guru dalam upaya menekan kasus kekerasan terhadap anak.
“Akhirnya yang menjadi catatan penting adalah kekerasan seksual masih menjadi ancaman di Jawa Timur ini serta rumah dan sekolah masih belum menjadi tempat yang aman bagi anak-anak,” kata Isa. (ant/dwi)