Sebanyak 25 siswa dari Dusun Talon Brak, Desa Talon Blandong, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto harus memutar sejauh 6 kilometer untuk bisa sampai di sekolah, sejak terputusnya jembatan penghubung di Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto.
Hal itu disampaikan oleh Fatminingsih guru kelas IV SDN Talun Dawarblandong. Ia mengatakan, sejak terputusnya jembatan sepanjang 50 meter yang menghubungkan antara Dusun Talon Blandong dan Talon Brak pada Selasa (26/3/2019) pagi, para siswa harus berputar sejauh 6 kilo lebih jauh dibanding jalan sebelumnya yang hanya berjarak 1 kilometer.
“Untuk sampai di sekolah, para siswa yang berasal dari sebrang sungai, harus berputar lewat Dusun Tanah Landean, Kecamatan Balongpanggang, Kabupaten Gresik,” kata Fatminingsih berdasarkan laporan Fuad dari Radio Maja FM kepada suarasurabaya.net, Selasa (26/3/2019).
Menurut Fatminingsih, para siswa yang biasanya naik sepeda untuk pergi ke sekolah terpaksa harus dijemput orang tua. Selain itu, pihak kepolisian/TNI serta BPBD Mojokerto juga ikut membantu mengantarkan para siswa hingga ke rumah siswa.
Meski demikian, proses belajar mengajar di SDN Talun tetap berjalan. Para siswa yang berasal dari desa seberang sungai pun juga dapat datang tepat waktu. Bahkan proses ujian try out yang dilakukan kelas VI dan ujian UTS para siswa lain juga berjalan dengan lancar.
Fatminingsih menceritakan, insiden jembatan putus di Desa Talun Blandong sebelumnya juga pernah terjadi pada 8 tahun yang lalu.
Ia menghimbau kepada para wali murid, khususnya yang rumahnya berlokasi di Dusun Talun Brak, agar selalu berhati-hati dan memperhatikan kondisi jembatan dan aliran sungai.
“Kalau bisa orang tua selalu mengantarkan dan pihak sekolah sudah melakukan koordinasi agar para siswa tidak pulang sendiri, karena dikhawatirkan terjadi apa-apa,” imbuhnya.(tin/ipg)