Jaringan prostitusi online melakukan proses manipulasi yang sangat kuat untuk menjerat perempuan sehingga mau menjadi pekerja seksual. Ini dikatakan Endah Triwijati Dosen Psikologi Ubaya sekaligus Juru Bicara Jaringan Anti-Kekerasan Seksual Jawa Timur.
“Jadi bukan inisiatif pribadi. Kalau sebuah jaringan, saya ragu apakah ini sebuah keputusan yang sangat mandiri, inisiatif pribadi, begitu,” ujar dosen yang akrab dipanggil Triwi ini.
Dalam menjerat korban, pelaku jaringan prostitusi online memiliki banyak cara. Triwi menyebut, banyak faktor yang membuat perempuan akhirnya masuk dalam dunia prostitusi. Prostitusi sudah menjadi semacam industri yang sistematis, dari proses mencari perempuan sebagai pekerja seks hingga menawarkan jasa prostitusi pada para pria hidung belang.
“Banyak orang masuk prostitusi karena drug abuse (penyalahgunaan obat atau alkohol,red), atau dia harus membayar sesuatu entah itu hutang-hutang keluarga, atau bagaimana. Atau dia pernah mengalami sexual abuse (kekerasan seksual, red), entah itu oleh anggota keluarga, orang sekitar, atau yang dia percaya. Ada kondisi yang relatif lebih rentan untuk manipulasi,” kata Triwi.
Triwi mengatakan, manipulasi juga dilakukan dengan proses eksploitasi seperti membuat orang menjadi materialistik dan menawarkan cara pendek untuk dapat memenuhi keinginannya.
Triwi berharap, dalam setiap kasus prostitusi yang melibatkan jaringan, polisi dapat mengungkap jaringan yang ada dibelakangnya. Hal ini penting, karena menurutnya akan membuat masyarakat menjadi lebih paham tentang gambaran kasus prostitusi yang lebih besar.
“Yaitu bagaimana cara orang-orang yang selama ini tidak kelihatan (jaringan prostitusi, red) ini memanipulasi, membohongi, caranya apa saja. Sehingga orang kemudian tahu, keluarga jadi tahu, ketika ada kasus, tidak lagi sekadar ngomong jangan. Tapi bisa bilang kalau ada orang yang begini-begini, entah pacarmu, gurumu, saudaramu mungkin, Bilang sama bapak atau ibu,” ujarnya. (bas/iss/ipg)