Tanda-tanda mengenai ide soal kematian dan keinginan untuk mati (bunuh diri) tak bisa dianggap remeh. Dr. Nalini Muhdi, SpKJ Perwakilan Indonesia untuk Internasional Association for Suicide Prevention (IASP) hal itu adalah tanda yang harus disikapi secara jeli agar tidak sampai terjadi tindakan bunuh diri dari orang terdekat.
“Mengenali tanda, itu pasti dia sudah pernah bicara soal kematian. Ide tentang kematian. Ide untuk mati saja, untuk mencelekai diri. Dia juga punya akses untuk melakukan bunuh diri, senjata atau pestisida, atau apapun, atau terjun,” kata Nalini pada suarasurabaya.net pada Rabu (4/12/2019).
Beberapa tanda kematian bisa dilihat dan dipahami. Seperti meninggalkan catatan dan perkataan mengenai keinginan bunuh diri atau mengenai kematian. Di Indonesia, hal itu bisa dilakukan dengan lebih halus, misalkan dengan kata-kata “aku ingin pulang” dan “tenggelam ke bumi”.
Kita harus jeli melihat tanda itu. Sebuah tanda yang menunjukkan keputusasaan, kemarahaan yang mencapai puncak, dan orang yang terlibat dalam aksi yang beresiko impulsif.
“Mereka terjebak. Menarik diri, gak mau bertemu orang, tidak sosialisasi lagi, atau moodnya emosinya berubah drastis,” katanya.
Jika tanda-tanda semacam ini sudah terlihat, Nalini menyarankan agar keluarga terdekat bisa memberikan support system pada yang bersangkutan dengan terus menemani dan tidak menbiarkan orang itu merasa sendiri. Selain itu, mengajak mereka ke psikiater jika tidak ada perkembangan positif juga bisa dilakukan. (Bas/rst)