Pascabanjir, sejumlah ruas jalan provinsi di kawasan Pacitan rusak. Sejumlah bahu jalan di Jalan Ponorogo-Pacitan ambrol tergerus aliran Sungai Grindulu. Hal itu juga mengakibatkan sejumlah badan jalan di Pacitan retak.
Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur sebelumnya sudah menyebutkan, Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Provinsi Jawa Timur akan melakukan tindakan atas keretakan yang cukup dalam di sejumlah badan jalan di Pacitan.
Bahu jalan yang ambrol terjadi di Jalan Ponorogo-Pacitan di Desa Bolosingo, Kecamatan Pacitan. Selain itu, ada dua ruas jalan lain di kawasan Desa Ngreco, Kecamatan Tegalombo.
Keretakan jalan juga terjadi di Desa Tegalombo, seperti disebutkan Gatot Sulistyo Hadi Kepala Dinas PU Bina Marga Provinsi Jawa Timur, Senin (11/3/2019). Keretakan jalan, kata dia, juga dialami jalan provinsi di Kecamatan Arjosari.
Gatot mengatakan, pascabanjir yang terjadi beberapa waktu lalu di kawasan Nganjuk hingga Pacitan, dinasnya sudah turun ke lapangan untuk menginventarisasi kerusakan jalan. Kerusakan jalan di Pacitan menjadi atensi utama dinasnya.
Hasil penginventarisan yang dilakukan PU Bina Marga Jatim, ada lima Jalan Provinsi yang mengalami keretakan dan membutuhkan penanganan segera. Selain itu, ada empat lokasi tebing mengalami kerowak.
“Kejadiannya hampir bersamaan. Banjir Madiun kemarin membuat debit air Sungai Grindulu meningkat. Peres, lalu menggerus tebing dan jalan di tepian sungai dengan ketinggian antara 7-10 meter,” ujarnya kepada suarasurabaya.net.
Untuk jalan retak di Tegalombo, PU Bina Marga sementara waktu menutupinya dengan terpal menghalau air hujan agar tidak masuk ke celah retakan. Ini juga dilakukan di jalan perbatasan dengan Jawa Tengah di kecamatan Arjosari.
Sementara itu, Dinas PU Bina Marga saat ini sedang mengusulkan anggaran perbaikan jalan Pacitan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim ke Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Pemprov Jatim. Jumlah yang diajukan kurang lebih Rp14 miliar.
“Itu untuk Pacitan saja untuk badan jalan, Rp14 miliar. Karena kerusakannya memang sudah agak parah di sana,” katanya. Anggaran itu belum termasuk antisipasi tebing agar tidak tergerus kembali oleh banjir Sungai Grindulu.
Sebelumnya, Jumadi Kepala BPKAD Provinsi Jawa Timur menegaskan, Pemprov Jatim menyiapkan anggaran Rp100 miliar untuk penanganan bencana di masa tanggap darurat dan pascabencana. Anggaran bisa dikeluarkan atas usulan BPBD dengan persetujuan Gubernur Jawa Timur.(den/iss/ipg)