Pembangunan Flyover Aloha dan Flyover Gedangan, Sidoarjo menjadi dua di antara sejumlah Proyek Strategis Nasional (PSN) di Jawa Timur sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden 80/2019.
Seperti termuat di lampiran Perpres Percepatan Pembangunan Ekonomi di Kawasan Gerbangkertosusila, Bromo-Tengger-Semeru, Selingkar Wilis dan Lintas Selatan itu, dua proyek itu dibiayai APBN.
Estimasi investasi pembangunan Layang Aloha sebesar Rp438 milliar. Sedangkan estimasi investasi Layang Gedangan sebesar Rp480 miliar. Kedua proyek senilai Rp918 miliar itu akan memakai dana APBN.
Ahmad Subki Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) VIII mengatakan, perencanaan pembangunan flyover Aloha maupun Gedangan sudah ada. Desainnya pun sudah siap.
“Nanti di sana ada putaran flyover (interchange), baik dari Sidoarjo ke Bandara (Juanda), dari Surabaya ke bandara (Juanda), juga sebaliknya,” kata Subki di kantornya, Selasa (3/12/2019).
Dia bilang, pelaksanaan proyek yang akan memecah kemacetan di Sidoarjo ini bergantung keputusan pemerintah pusat. Bisa lebih cepat atau lambat sesuai skala prioritas.
“Pelaksanaannya, kan, skala prioritas. Kami punya alokasi itu kadang tidak semuanya terpenuhi. Terbatas. Karena harus berebut dengan provinsi lain. Mana yang penting dulu,” katanya.
Subki membenarkan, kedua proyek itu akan mampu mengurai kemacetan di sepanjang Jalan Sidoarjo-Surabaya, yang terjadi hampir sepanjang hari karena beban jalan sudah tidak tertampung lagi.
Tidak hanya dua proyek flyover itu, proyek lain di Sidoarjo yang masuk Perpres 80/2019 adalah pembangunan Frontage Road Waru-Gedangan. Estimasi investasinya Rp278 miliar dengan APBN.
Adapun proyek lain di Sidoarjo yang masuk PSN adalah Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa). Estimasi investasi pembangunan PLTSa Sidoarjo ini senilai Rp1,3 triliun.
Berbeda dengan tiga proyek di atas yang akan dibiayai murni dari APBN, proyek PLTSa di Sidoarjo akan dibangun dengan skema pembiayaan Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).(den/iss/ipg)