Kepolisian Daerah Jawa Timur mendirikan posko Disaster Victim Identification (DVI) untuk membantu mengidentifikasi nama-nama 13 korban kapal motor yang tenggelam di perairan antara Pulau Sapudi dan Pulau Giliyang, Sumenep, Senin (17/5/2019).
“Polda Jatim sudah mendirikan Posko DVI yang tentunya kita bekerja sama dengan polres setempat. Karena jenazah korban yang kemarin ditemukan dua orang sudah diidentifikasi dan diserahkan keluarga,” kata Kombes Pol Frans Barung Mangera Kabid Humas Polda Jatim di Surabaya, Selasa (18/6/2019).
Barung mengatakan, total korban meninggal kapal tenggelam berjumlah 15 orang. Sebanyak 13 korban meninggal yang akan diidentifikasi, 11 di antara sudah sampai dan dua korban lainnya masih dalam perjalanan.
“Kita membutuhkan tenaga DVI, di posko ini mengidentifikasi, lebam mayat sudah lewat dan perlu diidentifikasi lagi,” ujarnya, seperti dilansir Antara.
Barung menyebut informasi jumlah penumpang kapal memang masih simpang siur. Namun, dia menegaskan kapal tersebut berisi di atas 50 orang dengan 39 yang selamat.
“Kemarin simpang siur, pagi tadi sudah kita pastikan penumpang ada 50 sekian. Kemarin kita tahu ada beberapa hal yang masih menjadi pertanyaan berapa jumlah manifes itu. Kita dorong lagi hari ini ke sana karena banyak mayat yang ditemukan,” ucapnya.
Barung mengatakan hingga saat ini pihaknya belum bisa memastikan penyebab tenggelamnya KM Arim Jaya, karena penyelidikan penyebab tenggelamnya kapal tersebut baru akan dilakukan setelah seluruh korban ditemukan.
“Dugaan penyebabnya nanti kita lidik setelah semua kita dapatkan,” kata Barung.
Sebelumnya, KM Arim Jaya diketahui berangkat dari Pulau Guwa Guwa, Kecamatan Raas, Kabupaten Sumenep, pada Senin sekitar pukul 07.00 WIB pagi tujuan Pelabuhan Kalianget, Sumenep.
Kapal kecil terbuat dari kayu berukuran tiga “gross tonnage” (GT) yang dinakhodai Arim itu diinformasikan terguling setelah terhantam ombak.(ant/dwi)