Siap di Revolusi Industri 4.0., Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) lakukan penandatanganan MoU bersama PT Gexcon Indonesia yang bergerak di bidang software (aplikasi) simulasi keselamatan pada industri, Rabu (27/3/2019).
Berlangsung di ruang kerja Rektor ITS, MoU ini ditandatangani langsung oleh Prof Ir Joni Hermana MScES PhD., Rektor ITS, dan Prof Jan Roar Bakke PhD., Executive Vice President Gexcon Amerika Serikat (AS).
Turut mendampingi dalam penandatanganan MoU tersebut adalah Teguh Cahyono MSc., General Manager PT Gexcon Indonesia, dan Juwari ST MEng PhD., Kepala Departemen Teknik Kimia ITS.
Menurut Joni, dengan adanya MoU ini menunjukan bahwa ITS yang merupakan salah satu institut teknologi di Indonesia sudah siap dalam menerapkan teknologi yang sedang berkembang saat ini. “Teknologi tersebut khususnya pada bidang teknologi industri,” terang guru besar Teknik Lingkungan ini.
Sementara itu, Teguh Cahyono menjelaskan bahwa layanan yang dapat dimanfaatkan dari software hasil pengembangan dari Gexcon ini mencakup dalam bidang keselamatan, manajemen risiko dan pemodelan dispersi, ledakan, dan kebakaran tingkat lanjut pada suatu industri. “Hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat penting sekali dalam berjalannya suatu perusahaan,” kata Teguh.
Sebab, lanjut Teguh, ketika terjadi sebuah ledakan di suatu perusahaan, pasti akan menimbulkan kerusakan yang nantinya juga akan menyebabkan kerugian yang sangat besar ketika tidak ada antisipasi sebelumnya.
Oleh karena itu, Teguh menyebutkan bahwa pentingnya software ini secara keseluruhan bisa untuk meningkatkan kinerja pada keselamatan kerja dalam suatu industri.
Teguh mencontohkan pada suatu perusahaan minyak dan gas, tentunya perusahaan itu mengolah sesuatu zat kimia yang sangat berbahaya dan beracun. Oleh sebab itu perlu dipastikan bahwa alat produksi minyak maupun gas sudah memenuhi standar keamanan yang berlaku.
“Sehingga selain akan menguntungkan dari pihak investor karena terjaminnya keselamatan produksi, efek yang lain juga tidak akan membahayakan terhadap lingkungan sekitar,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Juwari menyatakan bahwa teknik kimia yang juga bergerak pada bidang desain dan pengoperasian industri kimia memang sangat dibantu dengan adanya software ini.
“Sebenarnya tidak pada sektor kimia saja ruang lingkupnya, pada sektor lain semisal pergudangan juga memerlukan antisipasi seperti ini,” pungkas Juwari saat ditemui usai penandatangan MoU, Rabu (27/3/2019).(tok/dwi)