Dukung visi World Class University, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) perkuat kerjasama internasional program joint degree dengan Mokpo National University, Korea Selatan, ditandai penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan Memorandum of Agreement (MoA), Rabu (30/1/2019).
Penandatanganan dilakukan Prof Ir Joni Hermana MSc ES PhD., Rektor ITS dan Prof Park Min Seo President Mokpo National University (MNU).
Kerjasama program joint degree untuk jenjang S1 (sarjana) ini tepatnya dengan Departemen Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan (FTK) ITS.
Joni menyampaikan, kerja sama dengan MNU ini adalah langkah yang sangat baik bagi ITS. Apalagi ITS saat ini sedang gencar-gencarnya untuk melakukan riset teknologi, terutama di bidang kemaritiman. “ITS saat ini memiliki riset yang sangat banyak, khususnya bidang kemaritiman,” terang Joni.
Sementara Park Min Soe mengatakan, Korea dan Indonesia sebenarnya memiliki persamaan, yakni memiliki laut yang luas. Oleh sebab itu penting untuk memperkuat bidang maritimnya.
“Saya berharap ke depannya bidang maritim dapat membantu memberikan kontribusi yang sangat besar bagi perekonomian,” kata Park Min Seo.
Lee Chang Dai satu diantara delegasi MNU mengatakan, kerjasama dengan ITS ini antara Departemen Teknik Perkapalan ITS dengan Departemen Naval Architecture and Ocean Engineering MNU. Nantinya, sekitar 80 mahasiswa akan dikirim setiap tahunnya ke MNU.
“Dengan rincian sekitar 30 mahasiswa pada tahun pertama dan sisanya setelah tahun kedua,” papar Director Institute of International Exchange & Education MNU ini.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Rektor IV ITS Prof Dr Ketut Buda Artana ST MSc menyampaikan, program joint degree ini nantinya berupa perkuliahan tiga tahun di ITS dan satu tahun di MNU, Korea.
“Mahasiswa akan mengambil sekitar 81 SKS (satuan kredit semester, red) di ITS dan 63 SKS di Mokpo National University,” jelas guru besar Teknik Sistem Perkapalan ini.
Ditambahkan Ketut, mahasiswa yang mengikuti program ini akan siap dengan tantangan industri 4.0. Mereka akan belajar mengenai produksi dan otomasi kapal. Ilmunya sangat diperlukan untuk memajukan industri perkapalan di Indonesia.
“Selain itu mereka juga akan mendapatkan, pengalaman magang di sana. Semoga mereka mampu menjawab tantangan dunia,” pungkas Ketut Buda Artana.(tok/dwi/rst)