Jumat, 22 November 2024

Hujan Belum Berniat Menyambangi Jatim September Ini

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Ilustrasi. Grafis: suarasurabaya.net

Meskipun hujan belum berniat menyambangi Jawa Timur, suhu udara di sejumlah wilayah Jawa Timur di puncak musim kemarau cukup dingin.

Stasiun Klimatologi Malang mencatat, suhu udara malam hari di Malang mencapai 13 derajat celsius. Sedangkan di Surabaya dan daerah lainnya 15 derajat celsius.

“Memang (musim kemarau,red) identik dingin. Karena cenderung dingin jadi jarang hujan,” kata Aminudin Kepala Stasiun Klimatologi Malang, Selasa (3/9/2019).

Dia perkirakan, puncak musim kemarau di Jatim terjadi pada September dan Oktober. Karena prediksinya, rata-rata daerah di Jatim mengalami 124 hari tanpa hujan.

Kalau sesuai prediksi, sejumlah daerah seperti Malang akan mengalami kemarau panjang selama 144 hari. Sampang 138 hari, sedangkan Mojokerto 125 hari.

Lainnya: Surabaya, Tulungagung, Lumajang, Blitar, Jember, Banyuwangi, Bangkalan, Pasuruan, Probolinggo, Nganjuk, Kediri, dan Magetan, rata-rata 124 hari.

“Masuk musim hujan kemungkinan baru November nanti,” kata Kepala Stasiun Klimatologi Malang yang jadi bagian Badan Metreologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) itu.

Suhu dingin mungkin jadi hiburan. Tapi menurutnya, masyarakat perlu waspada karena peralihan suhu ekstrem bisa menyebabkan sejumlah penyakit.

Dampak terbesar kemarau panjang di Jatim, kata Aminudin, adalah kondisi kekurangan air atau kekeringan yang justru akan menyambangi sejumlah wilayah.

“Karena hampir merata di seluruh Jawa Timur, 124 hari tidak hujan sama sekali. Sudah hampir 5 bulan itu, dan ini sudah jadi langganan,” katanya.

Ya, kondisi kekeringan seperti itu di Jawa Timur menurutnya sudah jadi langganan setiap tahunnya. Seharusnya, sudah ada langkah antisipasi.

“Harusnya pemerintah sudah mengambil kebijakan. Bisa dengan menyiapkan embung atau sumur bor. Supaya ada cadangan air dan tidak mengandalkan suplai air,” katanya.(den/dwi/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
32o
Kurs