Pusat laboratorium forensik telah mengeluarkan hasil penelitiannya terkait kematian Budi Hartanto (28) korban pembunuhan mutilasi di Blitar.
Kombes Pol Frans Barung Mangera Kabid Humas Polda Jatim mengatakan, hasil itu akan dijadikan informasi tambahan bagi polisi untuk mengungkap kasus ini dan menangkap pelaku.
Namun, pihaknya enggan membeberkan secara detail hasil labfor tersebut. Barung hanya mengungkapkan, bahwa ada sesuatu hal yang dicurigai oleh pihak kepolisian terkait orientasi seks yang menyimpang dari korban.
“Dari hasil labfor intinya, ada sesuatu hal yang dicurigai polisi berkaitan dengan orientasi seks yang tidak normal. Saya tidak bisa menyebutkan secara rinci,” kata dia.
Hasil labfor ini, rupanya juga diperkuat dengan keterangan sejumlah saksi yang sudah diperiksa. Polisi mulai mendalami jejak asmara korban yang diduga berkaitan dengan kematiannya.
Setidaknya sampai saat ini, ada 14 orang saksi yang sudah diperiksa. Satu di antaranya adalah seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemkab Nganjuk, yang sempat berhubungan atau menjadi teman dekat korban.
“Dia laki-laki (saksi, red). Itu pernah dekat, berhubungan dengan korban. Masih saksi, bukan ditangkap. Tapi diamankan karena alibinya waktu itu kita uji,” kata dia.
Hal lain yang terungkap dari hasil labfor itu, Barung mengatakan pelaku menggunakan lebih dari satu senjata untuk melukai korban. Selain itu, diduga kuat pelaku pembunuhan juga lebih dari satu orang.
“Dia (pelaku, red) bukan profesional. Beda dengan jagal. Sayatan lebih dari satu senjata. Pelaku juga diduga kuat lebih dari satu. Ada yang membantu dan minimal memperlancar lah aksi itu,” kata dia.
Sampai saat ini, kata dia, polisi masih berusaha keras mencari pelaku pembunuhan ini. Pihaknya pun optimis dalam waktu dekat pelaku akan tertangkap. Selain fokus pada pelaku, polisi juga berupaya mencari potongan tubuh korban yang belum ditemukan. (ang/tin/ipg)