Sejumlah saksi di SDN Gentong, Kota Pasuruan, Jawa Timur mengatakan bahwa saat atap kelas ambruk, Selasa (5/11/2019) pagi, siswa dan guru yang berada di dalam kelas tidak merasakan apapun.
“Saya tidak merasakan apa-apa, tapi di ruang sebelah ada suara gemuruh. Tiba-tiba atap langsung roboh dan menimpa anak-anak,” ujar seorang guru seperti disampaikan AKBP Agus Sudaryatno Kapolres Pasuruan Kota kepada suarasurabaya.net di lokasi.
Sementara, sejumlah siswa yang berada di luar gedung itu melihat dinding retak dan suara gemuruh.
Agus menjelaskan, saat musibah ini terjadi siswa kelas 2A dan 2B sedang melangsungkan kegiatan belajar mengajar. Sedangkan siswa kelas 5A dan 5B sedang berada di lapangan karena ada mata pelajaran olahraga.
Ada dua korban meninggal akibat kejadian ini. Irza Amira, usia 8 tahun, siswa kelas 2B, dan Sefina Arsi Wijaya, usia 19 tahun, seorang guru honorer yang sedang berada di dalam kelas 5A karena menggantikan guru kelas yang sedang sakit.
Sebelumnya, AKP Slamet Santoso Kasat Reskrim Polres Pasuruan Kota mengatakan bahwa gedung yang terdiri dari empat kelas, yaitu kelas 2A, 2B, 5A, dan 5B baru selesai direnovasi pada tahun 2016 lalu. Pantauan di lokasi, dinding gedung tersebut retak-retak, bangunan agak miring ke kanan. Namun genteng dan galvalum yang roboh memang terlihat masih baru. Bagian atas dinding kelas juga terlihat baru direnovasi, masih berupa tumpukan bata, belum dilapisi semen dan cat. (bas/iss/ipg)