Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah meluncurkan dua kali guguran lava pijar ke arah Kali Gendol pada Senin (8/4/2019), menurut Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).
Hanik Humaida Kepala BPPTKG melalui keterangan resminya yang dilansir Antara, guguran lava yang terpantau melalui CCTV melalui periode pengamatan pukul 00:00-00:06 WIB memiliki jarak luncur 400-500 meter.
Selain guguran lava, menurut dia, pada periode itu BPPTKG juga mencatat 10 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-23 mm selama 27-89 detik, dan dua kali gempa fase banyak dengan amplitudo 3-7 mm selama 9,4-13,5 detik.
Sementara itu, hasil pengamatan visual menunjukkan asap kawah Merapi teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 20 meter di atas puncak kawah.
Angin di gunung itu bertiup lemah ke arah timur laut. Suhu udaranya 17-21 derajat celsius dan kelembaban udaranya 56-90 persen dan tekanan udara 568-708 mmHg.
Hingga saat ini BPPTKG mempertahankan status Gunung Merapi pada Level II atau Waspada dan untuk sementara tidak merekomendasikan kegiatan pendakian kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian yang berkaitan dengan mitigasi bencana.
BPPTKG mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi.
Sehubungan semakin jauhnya jarak luncur awan panas guguran Merapi, BPPTKG mengimbau warga yang tinggal di kawasan alur Kali Gendol meningkatkan kewaspadaan.
Masyarakat juga diminta tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya dan tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah atau menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi atau kantor BPPTKG, atau melalui media sosial BPPTKG.(ant/iss)