Gempa bumi dengan kekuatan 5,6 Skala Richter (SR) mengguncang wilayah di 130 kilometer Barat Baya Ternate, Provinsi Maluku Utara, pukul 07:10:41 WIB pada kedalaman 30 kilometer, Rabu (20/2/2019).
“Namun gempa itu tidak berpotensi tsunami,” kata Christin Staf Operasional Stasiun Geofisika Winangun, Kota Manado, seperti dilansir Antara.
Gempa tersebut terasa di Kota Manado, Bitung, Kota Kotamobagu dan Ternate II MMI.
Rahmat Triyono Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, mengatakan gempa dengan magnitudo 5,6 yang terjadi pada 131 kilometer arah Barat Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara, Rabu pagi akibat sesar lempeng Laut Maluku.
“Memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah,” kata Triyono melalui rilis yang dibagikan dalam grup percakapan BMKG, PVMBG dan Stakeholder di Manado, Rabu.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa lindu di wilayah laut sebelah Barat Kabupaten Kota Ternate ini, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan dari struktur sesar naik (Thrust Fault).
Dampak guncangan berdasarkan informasi dari masyarakat dirasakan di Ternate II-III MMI, sedangkan di Manado, Bitung, dan Kotamubagu dirasakan II MMI.
Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut dan dari hasil pemodelan menunjukkan tidak berpotensi tsunami.
“Sampai pukul 07.28 WIB belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan (aftershock),” ujarnya.
Dia berharap, masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi.(ant/iss)