Jumat, 22 November 2024

Fasilitas RSI Surabaya Jemursari Dukung FK Unusa

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Pemberian sertifikasi dan akreditasi untuk Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa). Foto: Humas Unusa

Fakultas Kedokteran Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (FK Unusa) kini didukung fasilitas rumah sakit pendidikan utama, yaitu RSI Surabaya Jemursari, setelah diterimanya akreditasi B.

Prof Dr Ir Achmad Jazidie M.Eng., Rektor Unusa, Selasa (23/7/2019) menyampaikan hal itu dihadapan awak media saat jumpa pers perolehan sertifikat Rumah Sakit Pendidikan Utama di Ruang Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (Yarsis).

Peran RS Pendidikan dalam mencetak dokter yang kompeten, terang Jazidie tidak dapat dipandang sebelah mata, dan tertuang dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 93 tahun 2015 tentang Rumah Sakit Pendidikan.

“Aturan itu menyebutkan bahwa Rumah sakit Pendidikan adalah rumah sakit yang mempunyai fungsi sebagai tempat pendidikan, penelitian, dan pelayanan kesehatan secara terpadu dalam bidang pendidikan kedokteran, pendidikan berkelanjutan, dan pendidikan kesehatan lainnya secara multiprofesi,” terang Jazidie.

Untuk mewujudkan hal tersebut Unusa telah berhasil mendampingi Rumah Sakit Islam (RSI) Surabaya Jemursari memperoleh predikat sebagai Rumah Sakit Pendidikan Utama.

“Fakultas Kedokteran dan Rumah Sakit merupakan satu kesatuan yang memiliki fokus kegiatan pada peningkatan pelayanan, pendidikan dan penelitian melalui pengembangan Rumah Sakit Pendidikan. Hal ini menjadikan sebuah keharusan bagi Fakultas Kedokteran untuk memiliki Rumah Sakit Pendidikan Utama, dan saat ini Unusa telah memilikinya,” tambah Jazidie.

Melalui SK Menteri Kesehatan No. HK.01.07/MENKES/324/2019, Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya telah ditetapkan sebagai Rumah Sakit Pendidikan Utama Fakultas Kedokteran Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya.

Jazidie berharap dengan diperolehannya predikat RS Pendidikan itu, peminat FK Unusa akan terus meningkat.

“Kami juga telah menerima tentang penambahan jumlah mahasiswa FK dari Kemenristekdikti.

Awalnya hanya diperbolehkan menerima 50 mahasiswa baru, kini bisa menerima hingga 100 mahasiswa baru. Tentu penambahan itu seiring dengan fasilitas yang kami miliki dan akreditasi yang telah diperoleh,” papar Jazidie.

FK Unusa, lanjut Jazidie menerima mahasiswa sejak tahun 2014. Angkatan Pertama sudah lulus S1 Kedokteran dan sekarang sedang menjalani panitera klinik atau dokter muda di RSI Jemursari.

“Selain RS Pendidikan Jemursari, kami juga didukung dua rumah sakit lain, yakni RSI A. Yani dan RS Ibu dan Anak Nyai Ageng Pinatih di Gresik. Semua rumah sakit itu ada dalam satu yayasasan, yakni Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (Yarsis).

Semua ini disiapkan sebagai tempat pembelajaran klinik profesi bagi mahasiswa kedokteran Unusa yang telah menyelesaikan pendidian S1 Kedokteran,” tegas Jazidie.

Selain tiga rumah sakit itu, FK Unusa juga menjalin kerjasama dengan rumah sakit dan puskesmas di daerah serta pondok pesantren.

“Dengan praktik di RS maupun klinik kesehatan jejaring, lulusan Unusa memiliki pengalaman untuk memperkaya keterampilan dan pengetahuan mereka dalam mengelola pasien. Baik pasien di perkotaan maupun di daerah yang penanganannya tentu berbeda,” harap Jazidie.

Mahasiswa FK Unusa, tambah Jazidie diarahkan pada kedokteran pencegahan dan bukan penyembuhan (kuratif). Ini sejalan dengan program Indonesia sehat, di mana lulusan Unusa bisa lebih memahami bagaimana menjaga warga masyarakat dalam kondisi sehat.

Tahun ini, sambung Jazidie meski FK Unusa diizinkan menerima 100 mahasiswa baru, tapi untuk mempertahankan rasio dosen dan mahasiswa pada angka 1:10 dan rasio profesi dokter 1:5, maka Unusa hanya akan menerima 70 mahasiswa baru.

“Rasio kecukupan tenaga pengajar tetap menjadi prioritas, agar kami bisa selektif dalam meluluskan dokter yang berkualitas,” pungkas Jazidie saat menggelar jumpa pers bersama awak media.(tok/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
36o
Kurs