Sabtu, 23 November 2024

Emil Belum Tahu Kakanwil Kemenag Jatim Menantu Ketua Tim Pemenangannya

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Emil Elestianto Dardak Wakil Gubernur Jawa Timur usai membuka acara Southeast Asian Fisheries Development Center (SEAFDEC) Council Meeting ke-51 di Hotel Shangri-La Surabaya, Senin (18/3/2019). Foto: Denza suarasurabaya.net

Haris Hasanudin Kepala Kanwil Kemenag Jawa Timur yang tertangkap tangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jumat (15/3/2019) lalu, adalah menantu Roziqi Ketua Tim Pemenangan Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak pada masa kampanye Pilgub Jatim 2018.

Roziqi ketika dihubungi beberapa waktu lalu membenarkan, Haris memang menantunya. Suami dari putri keduanya. Namun dia sudah jarang berkomunikasi dengan Haris karena menganggap putrinya dan suaminya sudah membangun keluarga sendiri. Pada saat OTT berlangsung Jumat kemarin, Roziqi mengaku tidak bisa menghubungi Haris.

Sekadar informasi, Roziqi merupakan Mantan Kepala Kantor Kementerian Agama Jawa Timur untuk periode masa jabatan 2003-2009. Seiring pergantian waktu, Kepala Kanwil Kemenag Jatim terus berganti orang sampai beberapa kali, sampai akhirnya dijabat secara definitif oleh Haris, menantunya.

Saat OTT terjadi, Roziqi mengatakan, “salah kalau tanya ke saya. Saya, kan, tidak tahu apa-apa. Tapi benar memang itu menantu saya,” ujarnya.

Roziqi dipilih sebagai Ketua Tim Pemenangan oleh Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak karena dinilai sangat agamis. Menurut Emil pada masa kampanye Pilgub 2018 lalu, Roziqi dipilih karena memiliki banyak pengalaman dan tahu kebutuhan kultur agamis di Jawa Timur.

Perihal fakta bahwa Haris merupakan menantu Roziqi, Emil yang dikonfirmasi di Hotel Shangri-La Surabaya, Senin (18/3/2019) mengaku belum tahu.

“Saya malah belum tahu. Saya cek dulu kalau itu,” kata Emil usai membuka acara Southeast Asian Fisheries Development Center (SEAFDEC) Council Meeting ke-51 di hotel itu.

Emil menekankan, pencegahan korupsi di Jawa Timur adalah bagian dari program Jatim Amanah di dalam program Nawa Bhakti Satya yang dia usung bersama Khofifah sejak masa kampanye Pilgub Jatim 2019.

“Sudah jelas Jatim Amanah dalam Nawa Bhakti Satya itu menjadi bhakti yang kami sangat berkomitmen. Jadi apapun yang terjadi, itu koridor hukum yang harus kita hormati,” kata Emil.

Khofifah dan Emil sendiri telah melakukan langkah untuk membuktikan komitmennya ini dengan menandatangani kerja sama dengan KPK di Jakarta usai dilantik presiden.

Mereka lantas menggelar rapat kordinasi melibatkan pemerintah kabupaten/kota dan KPK terkait komitmen pemberantasan korupsi di Gedung Negara Grahadi, Kamis 27 Februari 2019 lalu.

Pemprov Jatim, kata Emil, akan memperbaiki tata kelola pemerintahan secara bertahap. Ada indikator yang diterapkan oleh Tim Koordinasi, Supervisi dan Pencegahan (Korsupgah) KPK dalam sistem pemerintahan di lingkungan Pemprov Jatim.

Emil menegaskan, untuk yang satu ini (korupsi) Khofifah sebagai Gubernur Jawa Timur sangat berkomitmen memenuhi dan berupaya membina kabupaten/kota, meski langkah itu dia sadari belum bisa sepenuhnya menghilangkan korupsi.

“Setidaknya penerapan komitmen bersama ini bisa meminimalisir dan memitigasi resiko korupsi. Kami istiqomah di jalan kami di (lingkup) Pemprov, loh. Karena kan lingkup kami, kewenangan kami, ya di Pemprov,” katanya.(den/iss/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
34o
Kurs