Pendokumentasian seni dan budaya maupun tradisi, tidak bisa sekedar merekam semata. Dibutuhkan pemahaman terkait dengan obyek atau kegiatan seni yang ditampilkan sekaligus dilakukan pendokumentasian.
Menurut seorang dokumentator seni, tidak cukup sekedar merekam penampilan sebuah kelompok kesenian, lalu selesai sudah tugas sebuah proyek pendokumentasian seni budaya tersebut. Banyak hal dibutuhkan untuk pendokumentasian seni budaya.
“Kesiapan peralatan, dan kesiapan rencana juga sangat penting. Karena untuk sebuah pendokumentasian seni, tidak cukup sekedar menampilkan sebuah penampilan seni. Butuh detil untuk sebuah visual. Gerak tangan seorang penari menjadi punya peran penting untuk proses pendokumentasian kesneian itu sendiri,” terang FG Panduaghie Dokumentator Seni Budaya Tradisi Indonesia.
Pengetahuan serta pemahaman terhadap seni budaya bagi seorang dokumentator seni juga sangat dibutuhkan. Karena untuk memahami betapa sebuah karya seni itu mengandung nilai-nilai estetika dan filosofi tidak cukup dengan sekedar memotret atau mengambil videonya semata.
“Dengan memahami bagaimana proses kreativitas itu terjadi pada sebuah karya seni penting dipahami para dokumentator agar mampu memberikan pemahaman lebih pas dna tepat kepada masyarakat. Kalau yang membuat dokumentasi sendiri tidak memahami bagaimana proses kreatif dan nilai-nilai dalam sebuah karya seni tersebut, repot kan??” lanjut Pandu.
Lalu kemudian Pandu mengilustrasikan tentang sosok Harimau pada perspektif seni Reog dan seni Sisingaan. “Keduanya adalah wujud Harimau. Tetapi penampilannya berbeda. Seorang pembuat dokumentasi wajib tahu perbedaan sekaligus persamaan keduanya, dalam rangka menghasilkan dokumentasi yang pas,” kata Pandu.
Sementara itu, disampaikan Christ Wibisono sutradara dalam paparannya yang lebih banyak mengupas tentang berbagai tehnik tentang pemilihan sebuah kajian karya, menegaskan bahwa hal-hal sederhana bisa menjadi menarik jika dibuat dengan ketekunan dan keseriusan.
“Untuk mendokumentasikan seni budaya memang butuh kerja keras. Tetapi jika kita mampu melihat sesuatu yang menarik pada obyek yang akan kita tampilkan, maka dokumentasi itu pasti akan sangat menarik. Karena itu memahami dan mempelajari terlebih dahulu tentang apa saja yang ingin kita dokumentasikan menjadi sangat penting,” papar Chris Wibisono.
FG Panduaghie bersama Chris Wibisono, Rabu (24/7/2019) menjadi narasumber pada workshop terkait pendokumentasian seni budaya dihadapan perwakilan sejumlah kota kabupaten Provinsi Jawa Timur diinisiatori Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur.
Workshop digelar selama dua hari, Rabu (24/7/2019) dan Kamis (25/7/2019) dengan kegiatan kelas maupun praktek yang langsung dipandu ke dua nara sumber di Pendopo Taman Budaya Jawa Timur, Jl. Gentengkali, Surabaya.(tok/rst)