Monumen Perjuangan Polri, Minggu besok (16/6/2019), akan diramaikan dengan serangkaian kegiatan deklarasi anti kerusuhan. Kegiatan ini akan diisi dengan acara olahraga bersama sekaligus penandatanganan deklarasi tolak kerusuhan.
Kombes Pol Frans Barung Mengera Kabid Humas Polda Jatim mengatakan, deklarasi ini menolak keras segala bentuk kerusuhan jelang sidang putusan MK terkait Pemilu 2019. Pihaknya ingin, Jatim tetap dalam suasana damai dan aman.
Tidak hanya polisi, kegiatan ini juga melibatkan Forkopimda, para tokoh agama, kelompok milenial, dan masyarakat umum yang nantinya akan berjalan kaki dari Taman Bungkul ke Monumen Polri. Kegiatan ini berlangsung mulai pukul 05.00 WIB.
“Ini juga dilakukan serentak di 39 Polres yang ada di Jawa Timur. Jargonnya beda-beda, misal kegiatan seperti ini di Malang, itu Jogo kabupaten Malang, tolak rusuh Indonesia damai,” kata Barung.
Selain deklarasi dan olahraga bersama, gerakan menolak rusuh ini juga akan diisi dengan aneka kesenian, serta doa bersama untuk bangsa. Barung berharap, suasana kondusif di Jatim tetap terjaga demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Barung mengungkapkan, pascaaksi 22 Mei lalu, tidak ada gejolak yang terjadi di Jatim. Secara umum, situasi keamanan masih terpantau kondusif.
“Kemarin itu rencananya ada aksi di Grahadi. Tetapi tidak jadi. Amanlah. Kondusif Jawa Timur,” katanya.
Kondisi ini, kata Barung, telah menunjukkan bahwa masyarakat Jatim sangat dewasa. Mereka tidak akan mudah terprovokasi dengan ajakan ataupun hasutan untuk berbuat kekerasan dan kerusuhan yang bisa mengakibatkan bangsa terpecah.
“Artinya, masyarakat Jatim memang sudah imun terhadap hal-hal yang mengarah kepada tindakan inkonstitusional,” ujarnya.
Kendati demikian, antisipasi pengamanan terus dilakukan. Beberapa tempat dan objek vital dilakukan penebalan pengamanan, seperti Kantor KPU, Kantor Bawaslu, dan Gedung Grahadi. Sejumlah personel gabungan dari Polri dan TNI disiagakan untuk mengantisipasi adanya gangguan. (ang/tin/ipg)