Jimmy Demianus Ijie Anggota Komisi X DPR RI menyarankan kepada Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur agar ada pertukaran kunjungan dengan Gubernur Papua dan Papua Barat.
Dia sampaikan ini di pertemuan Anggota Tim Pemantau Otonomi Khusus (Otsus) Papua, Aceh, DIY, dan DKI Jakarta dengan Khofifah dan Forkopimda Jatim di Gedung Negara Grahadi, Rabu (21/8/2019).
Jimmy yang anggota Tim Otsus mengatakan, sejauh ini sudah terbina hubungan yang baik. Dia berharap, Khofifah memfasilitasi kunjungan Gubernur Papua dan Papua Barat ke Jawa Timur.
Setidaknya memfasilitasi pertemuan mahasiswa asal Papua di Jawa Timur agar bisa bertemu dengan kepala daerahnya. Supaya dua gubernur itu tahu masalah yang dihadapi mahasiswanya di Jawa Timur.
Dia juga berharap Gubernur Papua dan Papua Barat mau mengunjungi asrama-asrama mahasiswa asal Papua yang ada, supaya tahu apakah ada mahasiswanya yang sudah tidak berkuliah.
“Kalau ada dipulangkan saja. Gitu. Jangan mereka tinggal di situ, saking sulit masalahnya pikiran jadi sumpek. Lalu dihasut orang langsung mudah terbakar,” katanya.
Sebaliknya, dia juga berharap Khofifah mengunjungi masyarakat Jawa Timur yang sudah bertransmigrasi ke Papua sejak tahun 1970-an, yang keluarganya sudah turun temurun di sana.
“Ada yang anak-anaknya sekarang sudah menjadi perwira TNI/Polri, ada yang menjadi pejabat penting di Pemda Papua. Itu juga perlu dikunjungi. Begitu,” ujarnya.
Sebenarnya, anggota DPR RI itu ingin bertemu mahasiswa di Asrama Jalan Kalasan. Selain Jimmy, ada Steven Abraham Anggota Komisi VI, Willem Wandik Anggota Komisi V, dan Fadli Zon Wakil Ketua DPR RI.
Sayangnya, mereka tidak berhasil bertemu dengan mahasiswa asal Papua di asrama itu. Jimmy mengatakan, dia akan menjadwalkan kembali pertemuan ini di lain hari.
Sementara itu, dia berharap masyarakat di Papua menahan diri. Karena proses hukum masih berjalan. Belum bisa dipastikan siapa yang salah berkaitan insiden yang terjadi di Asrama Mahasiswa di Surabaya.
“Kita belum tahu persis siapa yang salah, biarkan pihak kepolisian mengusut, mencari, dan menemukan siapa yang memulai. Misalnya mengenai peristiwa bendera atau ujaran yang berbau rasis itu,” ujarnya.
Dia mengatakan, Kapolda Jatim pun sudah menyampaikan janji untuk mengusut tuntas kasus ini. Jimmy pun memberikan dukungan agar kepolisian mengungkap orang di balik insiden itu.
“Kalau pelakunya mahasiswa Papua, ya ditindak. Karena ini negara hukum. Komitmen kita, NKRI ini sudah final. Kalau simbol-simbol negara ini diinjak-injak, sebagai orang Papua, warga negara indonesia, saya juga tersinggung,” katanya.
Willem Wandik Anggota Komisi V DPR RI mengatakan, ada satu hal paling penting yang perlu disampaikan ke pemerintah pusat untuk bisa mencegah hal ini tidak terulang lagi.
“Informasi yang terpenting adalah terkait human right (Hak Asasi Manusia),” katanya.(den/dwi)