Mengenang peristiwa Mei 1998, civitas academica Universitas Kristen (UK) Petra Surabaya gelar Bulan Berduka. Satu diantaranya penampilan kelompok teater mengenang peristiwa pelangaran HAM kala itu.
Tahun 1998 tepatnya bulan Mei, bangsa ini mengalami peristiwa, diantaranya terjadinya pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa, meninggal dunia. Tak ingin itu terulang kembali, Bulan Berduka digelar.
Pentas yang dikomandoi Abednego Bejo Sugiyono, S.Pd., M.A., bersama UKM Teater Rumpun Padi UK Petra, menampilkan naskah monolog berjudul Putri Ibu karya Putu Wijaya dan naskah lakon berjudul Menanti Tanggal Dua Enam karya Marsetio Hariadi alumni UK Petra.
Menanti Tanggal Dua Enam berkisah tentang penantian, penggusuran tanah dan juga tentang penghilangan orang secara paksa yang mengaduk-aduk emosi penontonnya, dna diharapkan membawa pada suasana saat peristiwa kekerasan dan pelanggaran HAM terjadi.
“Pada pentas ini semoga menjadi sebuah refleksi bagi penonton serta masyarakat luas bahwa penting dalam kehidupan untuk mengingat tragedi-tragedi kehidupan yang berlangsung tidak jauh dari kita beraktivitas, tidak jauh dari kehidupan sehari-hari kita semua,” terang Yosafat ketua pelaksana Bulan Berduka, Rabu (29/5/2019).
Pentas yang juga ditampilkan sebagai bentuk apresiasi para mahasiswa serta civitas academica UK Petra Surabaya dalam berkarya seni khususnya bidang teater. Sekaligus juga sebagai ruang ekspresi para mahasiswa di pentas teater.
Dua lakon yang dimainkan para mahasiswa UKM Teater Rumpun Padi U Petra Surabaya, pada Selasa (28/5/2019) malam tersebut mendapat apresiasi penonton yang hadir. Dan sebelum pementasan, dihelat pembacaan puisi oleh pejabat rektorat UK Petra Surabaya.(tok/rst)