Bambang Vistadi Kepala Bagian Operasional Dinas Pemadam Kebakaran Kota Surabaya menegaskan, peristiwa yang mengakibatkan korban jiwa di restoran mie Mulyorejo Utara, Jumat (27/12/2019) malam, bukan ledakan.
“Itu bukan ledakan. Tapi karena ada kebocoran gas LPG yang terakumulasi di ruangan itu, lalu ada pemantik, apakah itu karena kompor atau korek, kami tidak tahu, sehingga terjadi flashover,” ujarnya.
Flashover, kata Bambang, adalah peristiwa di mana gas LPG yang terakumulasi itu terpantik sesuatu: apakah itu percikan api atau karena listrik dipicu tombol saklar lampu, sehingga letupan terjadi.
Letupan, bukan ledakan, karena pada saat gas LPG yang terakumulasi itu terpantik, memang ada bunyi seperti ledakan kecil, yang mana api hanya sekali menyambar tapi menyebabkan dampak seperti ledakan.
“Jadi api itu tidak langsung membakar. Api akibat flashover ini hanya lewat, tapi menyebabkan plafon di sebuah ruang mengalami kerusakan, seperti yang terjadi di restoran tadi malam,” katanya.
Bambang memang tidak bisa memastikan, apa yang menyebabkan akumulasi gas LPG yang bocor itu mengalami flashover. Dia menduga, volume akumulasi gas di ruangan sudah cukup tinggi.
Menurutnya, aktivitas menyalakan lampu atau mematikan lampu dengan menekan tombol saklar juga bisa memantik flashover yang cepat menjalar akibat gas yang sudah menumpuk.
“Tapi bergantung dari volume konsentrasi gas yang terakumulasi di sebuah ruangan. Mungkin bocor sudah lama dan tidak segera disadari sehingga flashover bisa terjadi, bahkan hanya dengan menyalakan atau mematikan lampu,” ujarnya.
Perlu diketahui, kejadian flashover yang sebelumnya sempat diberitakan ledakan di Rumah Makan Mie Setan di Mulyorejo terjadi saat karyawan bersiap-siap menutup rumah makan itu sekitar pukul 23.00 WIB.
Akibat kejadian itu, lima orang karyawan rumah makan mengalami luka bakar. Alansya Aji Wardana (31 tahun) salah satu juru masak di rumah makan itu mengalami luka bakar serius hingga meninggal.
Pria yang akrab disapa Alen itu, selain mengalami luka bakar serius pada 80 persen tubuhnya, ketika dibawa ke Rumah Sakit Unair Surabaya kesadarannya juga menurun.
Alen dinyatakan meninggal Sabtu (28/12/2019) pagi sekitar pukul 04.00 WIB. Sementara empat orang karyawan rumah makan yang menjadi korban dan mengalami luka bakar sampai sekarang masih dirawat di RS Unair.(den/iss)