Sabtu, 23 November 2024

Buka Jembatan Surabaya, Pemkot-Warga Komitmen Penataan

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Eri Cahyadi Kepala Bappeko Surabaya saat menggelar rapat dengan Camat, Lurah dan warga Bulak, Selasa (15/1/2019) malam. Foto: Denza suarasurabaya.net

Sudah hampir enam bulan Jembatan Suroboyo di Kelurahan Kenjeran, Kecamatan Bulak ditutup Pemkot Surabaya karena alasan penataan pedagang kaki lima (PKL), pedagang asongan, dan lahan parkir.

Selama itu pula jembatan ikonik yang dibangun dengan investasi Rp209 miliar ini tidak lagi menampilkan atraksi air mancur menari yang biasanya diadakan setiap Sabtu, kecuali ketika ada acara Startup Nation Summit beberapa waktu lalu. Akibatnya kawasan wisata itu kembali sepi.

Suprayitno Camat Kenjeran mengakui penutupan Jembatan Suroboyo sejak Agustus 2018 lalu ini sangat berpengaruh bagi perekonomian warga. “Banyak pemilik toko atau ruko yang teriak ke lurah dan ke saya,” katanya kepada suarasurabaya.net, Selasa (15/1/2019) malam.

Jembatan Suroboyo sebenarnya dibangun di kawasan Kenjeran sebagai jembatan wisata yang mampu melengkapi kawasan terpadu pariwisata di sana. Jembatan ini melengkapi Taman Hiburan Pantai (THP) Kenjeran, Taman Bulak yang segera memiliki patung ikonik Suro dan Boyo berukuran raksasa, serta Sentra Ikan Bulak dengan desain bangunan yang artistik.

Sejak diresmikan pada 2016 lalu, masyarakat Surabaya sudah sangat bangga memiliki jembatan wisata yang mampu memberikan pertunjukan air mancur menari yang tidak kalah dengan di luar negeri.

Maka setiap akhir pekan, momen itu sangat dinanti-nantikan. Menikmati suasana malam dengan air mancur menari di atas jembatan di hadapan pantai dan laut luas di Kenjeran.

Di awal pembukaannya, pengunjung yang ingin melihat langsung jembatan dan atraksi air mancur menarinya sempat membludak, antrean panjang kendaraan terjadi di kawasan Kenjeran. Tapi belakangan ini, pengunjung di kawasan itu terus merosot.

Eri Cahyadi Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya mengatakan, penutupan Jembatan Suroboyo karena adanya masalah parkir liar dan PKL serta pedagang asongan yang tidak tertata.

Enam bulan ditutup, kata Eri, karena Pemkot Surabaya berupaya mengajak masyarakat sekitar bersama-sama melakukan penataan sekitar Jembatan Suroboyo sehingga jembatan itu bisa bersinergi dengan ikon wisata lainnya.

“Kami hanya butuh komitmen dari masyarakat untuk menjaga kawasan ini. Karenanya, kami minta ada surat pernyataan bersama dari masyarakat untuk ikut menjaga kawasan ini ketika jembatan dibuka,” ujarnya.

Kemarin malam, Eri menghadiri pertemuan dengan warga Bulak di Kantor Kecamatan Bulak. Beberapa permasalahan yang dipetakan oleh warga dan Camat di kawasan dipaparkan kepadanya.

Sejumlah uneg-uneg soal parkir liar, PKL, dan pedagang asongan yang dipermasalahkan oleh Pemkot Surabaya disampaikan secara bergiliran di hadapan Eri, yang didampingi Dedik Irianto Kepala Bagian Pemerintahan dan Otonomi Daerah serta Prayit Camat Bulak.

Kepada warga, Eri mengatakan, dia yang akan pasang badan di hadapan Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya mengenai kesiapan warga Bulak bila pembukaan Jembatan Suroboyo dilakukan.

“Makanya saya butuh komitmen panjenengan semuanya. Kalau belum ada komitmen, begitu dibuka masih amburadul, saya yang kena masalah,” kata Eri kepada warga.

Dia pun meminta Lurah dan Ketua RW di sekitar kawasan Jembatan Suroboyo itu untuk mendata PKL yang memang merupakan warganya. Tujuannya, untuk mendahulukan perputaran ekonomi warga sekitar kawasan Kenjeran dan Bulak.

Fokuskan Pembangunan Wisata di Surabaya Utara

Eri Cahyadi Kepala Bappeko Surabaya mengatakan, Pemkot Surabaya pada 2019 ini memfokuskan pembangunan kawasan wisata di Surabaya Utara. Terutama mensinergikan kawasan wisata Kenjeran.

Dia mengatakan, Pemkot Surabaya menyiapkan sekitar Rp20-25 miliar di APBD Surabaya 2019 untuk melakukan pembenahan di kawasan Surabaya Utara ini.

“Kami akan benahi SIB, fasilitasnya kami lengkapi, kami juga akan membangun jembatan penghubung dari sekitar Patung Suroboyo di Taman Bulak ke lantai 2 SIB,” ujarnya.

Pemkot juga sedang menanti penyelesaian Patung Suro dan Boyo di Taman Bulak yang diperkirakan pada Maret mendatang, serta pengerjaan Cable Car.

“Cable Car saya tidak bisa bilang masuk dalam sinergi kawasan wisata ini, karena belum selesai, perkiraan April sudah mulai selesai secara teknis, tapi kami masih menunggu izin pemanfaatan ruang dari Pemprov Jatim, mungkin bisa setelah Mei. Tapi yang penting, sinergi (ikon) yang sudah ada selesai dulu,” ujarnya.

Soal pembukaan Jembatan Suroboyo, Eri mengatakan, dia masih menunggu komitmen dari masyarakat Bulak. Dia meminta ada pertemuan lanjutan setelah pertemuan pertama yang digelar tadi malam.

“Mungkin dua sampai tiga pertemuan lagi. Sampai masyarakat benar-benar siap dengan komitmennya untuk turut menggerakkan roda perekonomian mereka, jembatan akan kami buka,” katanya.(den/iss/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs