Dennis Muilenburg CEO Boeing mengatakan bahwa perusahaannya memangkas produksi bulanan pesawat 737. Kebijakan ini bertujuan untuk mengalihkan lebih banyak sumber daya yang bekerja guna membawa pesawat 737 Max kembali mengudara. Sebelumnya, pesawat Boeing 737 Max sempat dilarang terbang di seluruh dunia karena kecelakaan mematikan di dua negara yang berbeda, yakni di Karawang, Indonesia, dan dekat Kota Bishoftu, Etiopia.
“Kami sedang menyesuaikan sistem produksi sementara 737 untuk mengakomodasi jeda dalam pengiriman Max… Kami telah memutuskan untuk sementara waktu beralih dari tingkat produksi 52 pesawat per bulan menjadi 42 pesawat per bulan mulai pada pertengahan April,” kata Muilenburg, Jumat (5/4/2019), sebagaimana dikutip dari kantor berita Xinhua yang dilansir Antara.
CEO Boeing, dalam sebuah pernyataan video pada Kamis (4/4/2019), mengakui bahwa adanya kesalahan data dalam dua kecelakaan udara itu, Lion Air dan Ethiopian Airlines, karena fitur otomatisasi MCAS (Maneuvering Characteristics Augmentation System) pesawat aktif. Fitur ini digunakan sebagai respons terhadap informasi angle of attack/AOA (sudut serangan) yang keliru.
Muilenburg mengatakan, memiliki tanggung jawab untuk menghilangkan risiko ini dan membuat kemajuan pada pembaruan perangkat lunak 737 Max.(ant/tin/ipg)