Belasan desa di Gresik tergenang banjir, Kamis (2/5/2019) ini. Banjir ini merupakan banjir langganan yang selalu terjadi setiap tahun akibat luapan Kali Lamong.
“Ini banjir langganan di Gresik. Untuk solusi jangka pendeknya kita normalisasi anak-anak Kali Lamong,” kata Tarso Sagito Kepala BPBD Pemkab Gresik.
Karena, lanjut dia, kalau untuk solusi jangka panjang butuh keterlibatan Pemprov Jawa Timur dengan Pemkab Gresik karena harus normalisasi Kali Lamong.
“Kalau diserahkan ke Pemkab Gresik saja nggak sanggup karena untuk normalisasi butuh pembebasan lahan 110 hektare. Berapa triliun yang bisa kita keluarkan, padahal APBD Gresik sekitar Rp3 triliun,” kata Tarso pada Radio Suara Surabaya, Kamis (2/5/2019).
Sampai saat ini, kata Tarso, data yang masuk ada belasan desa di Gresik yang tergenang banjir. Diantaranya Balongpanggang ada 7 desa, di Benjeng 6 desa, di Cerme 3 desa dan Menganti ada 2 desa.
“Balongpanggang yang paling parah, ketinggian air mencapai 1 meter lebih. Biasanya butuh waktu 1-2 hari untuk banjir ini bisa surut, pokoknya jangan sampai hujan,” ujar dia.
Banjir daerah Benjeng, Kabupaten Gresik pada Rabu (1/5/2019) sore. Foto: Irvan Ardhillas via e100
Oleh karena itu, lanjut dia, sejak Rabu kemarin siang pihaknya sudah aktif melakukan inventarisir bantuan kebutuhan. Hari ini disiapkan pendistribusian bantuan berupa perahu karet dan lainnya.
“Pendirian dapur umum di Balongpanggang, Benjeng dan Morowudi serta pendistribusian bantuan sembako. Pengalaman tahun lalu, waktu kita sudah pesan bantuan sembako ternyata banyak yang tidak tersalurkan. Jadi yang sekarang kami inventarisir kebutuhan dulu, baru hari ini bisa kami distribusikan,” ungkapnya.
Sementara ini, tambah Tarso, pihaknya sudah mengirimkan 4 mobil tangki air bersih ke daerah terdampak banjir Gresik. (dwi/ipg)