Ratusan siswa-siswi SDN Tempuran, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto kambali harus mengurungkan niatnya untuk bisa belajar dengan tenang. Pasalnya ruang kelas yang menjadi tempat menimbah ilmu, dipenuhi lumpur pasca banjir yang mengenangi sekolah mereka beberapa hari terakhir ini.
Sebanyak 12 ruang kelas harus mereka bersihkan secara manual untuk bisa ditempati lagi esok hari.
Komite sekolah memastikan, hari ini tidak ada kegiatan belajar mengajar di sekolahnya. Pihak sekolah memilih fokus mengajak 186 siswa di sekolah ini untuk membersihkan lumpur sisa banjir. Setelah semua ruangan bersih dan meja kursi kembali ditata di dalam ruang kelas masing-masing, para siswa dipulangkan.
Sekiranya pukul 09.00 WIB tadi, para dewan guru, siswa siswi dibantu wali murid serta anggota TNI melakukan bersih-bersih di seluruh ruangan kelas, kantor hingga ruangan UKS. Sejumlah peralatan sekolah seperti bangku dan tempat duduk harus dikeluarkan dulu untuk membersihkan seluruh ruangan dari bekas lumpur.
Dengan alat seadanya, nampak para siswa membersihkan ruangan belajar mereka dari mulai mengelap peralatan belajar hingga mengeluarkan air dan lumpur yang tergenang di dalam ruangan kelas.
“Banjir di SDN Tempuran terjadi sejak hari Rabu yang lalu (1/5/2019) dan hari ini baru surut. Semua ruangan kemasukan air, termasuk ruangan guru dan ruangan UKS,” kata Caroline Suprobowati guru SDN Tempuran pada Fuad reporter Radio Maja Mojokerto.
Kata Caroline, akibat luapan avur sungai gunting, tidak hanya membuat puluhan ruagan di SDN Tempuran di penuhi lumpur, melainkan sejumlah fasilitas sekolah juga mengalami kerusakan. Di ruang perpustakaan, kurang lebih ada 500 buku yang terendam hingga kini masih basah dan ada almari yang juga rusak.
“Sempat kaget, ruang kelas kotor semua karena banjir. Niatnya tadi sekolah, di sini malah kerja bakti,” kata Indah (11), salah seorang siswa kelas VI SDN Tempuran Rabu (7/5/2019).
Indah berharap semoga banjir tak kembali melanda Desa Tempuran. Selain mengganggu aktivitas belajar, tempat tinggalnya juga terdampak banjir.
“Kalau banjir seperti ini terus, belajar tidak bisa lancar. Semoga tidak banjir lagi,” tuturnya saat berbincang di SDN Tempuran.
Sementara dari pantauan di lokasi, genangan air masih terlihat di halaman ruang kelas VI SDN Tempuran. Ketinggian genangan air tinggal semata kaki. Para siswa harus berjalan memutar melalui ruang kelas di sisi utara untuk menghindari genangan air ini.
Tidak hanya itu, banjir selama 6 hari di Desa Tempuran juga sempat merendam Sekolah TK Persatuan Dharma Wanita. Sekolah ini terletak di depan SDN Tempuran atau satu kompleks dengan kantor Desa Tempuran. Namun, pagi tadi kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut sudah berjalan normal. (fad/dwi)