
Pembangunan tahap pertama bandara khusus helikopter (heliport) yang berlokasi di Jalan Perimeter Selatan, Neglasasi, Kawasan Bandara Internasional Soekarno- Hatta telah rampung dan siap diuji coba.
Bandara helikopter komersial pertama di Indonesia ini merupakan kerja sama antara perusahaan helikopter PT Whitesky Aviation dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Angkasa Pura (AP) II.
Denon Prawiraatmadja CEO Whitesky pada peresmian Tahap 1 Heliport di Tangerang menuturkan bandara khusus helikopter itu akan menempati lahan sekitar 2,7 hektare.
Pembangunan heliport tersebut menjadi salah satu pembangunan moda transportasi perkotaan, terutama moda transportasi pendukung dari dan menuju Bandara Soekarno-Hatta.
Heliport yang akan dibangun tersebut akan menjadi yang pertama di Indonesia memiliki fasilitas yang lengkap untuk bandara helikopter. Total nilai proyek pembangunan bandara helikopter rencananya mencapai sekitar Rp80 miliar.
Fasilitas yang akan dibangun di antaranya adalah shooting point dengan instalasi lampu untuk mendukung terbang malam, delapan helipad, 10 hanggar khusus helikopter berdaya tampung 50 helikopter jenis Bell 505 atau setara 20 unit helikopter type Bell 429 / Airbus H130, customer lounge, kafe, kawasan kantor, fasilitas beserta personel untuk evakuasi medis (helimedic), dan lain sebagainya.
“Setelah pembangunan tahap pertama ini rampung, heliport ini sudah bisa dioperasionalkan walau masih dalam tahap uji coba. Secara resmi heliport ini akan beroperasi pada akhir tahun nanti,” kata Denon, seperti dilansir Antara.
Bandara helikopter merupakan bagian dari gagasan yang diusung pemerintah Kementerian Perhubungan untuk mengatur sistem multimoda transportasi. Multimoda ini dimaksudkan agar semua moda angkutan transportasi terkoneksi dan saling mendukung untuk transportasi yang lainnya. Di Jakarta, misalnya, pelaksanaan multimoda tersebut disusun dalam Jakarta Airport Connection dengan beberapa terobosan.
Pertama, sistem moda transportasi berbasis darat dengan menggunakan bus, taksi, dan lain sebagainya. Kemudian, menggunakan moda transportasi berbasis rel yakni membuat kereta ke bandara. Terobosan ketiga adalah dengan menggunakan moda transportasi udara lewat helikopter. Khusus soal helikopter ini walau tidak bisa langsung mendarat di bandara, akan tetapi bisa menghubungkan tempat-tempat yang sulit dijangkau baik di Jakarta maupun di Bandung.
Sementara itu, Muhammad Awaluddin Dirut Angkasa Pura (AP) II menyambut positif rampungnya pembangunan tahap pertama heliport tersebut.
“Kami sungguh mengapresiasi Whitesky karena telah menginisiasi membangun heliport komersial pertama Indonesia di Bandara Soetta yang dapat meningkatkan citra dan reputasi Bandara Soetta. Apresiasi yang sama saya sampaikan kepada AirNav,” katanya.
Novie Riyanto Direktur Utama AirNav Indonesia menyatakan, keselamatan penerbangan merupakan prioritas AirNav Indonesia. Pihaknya telah telah membuat SOP sehingga pelayanan helikopter tidak akan mengganggu lalu lintas penerbangan di bandara. (ant/dwi)