Memasuki musim pancaroba, Pemerintah Kota Surabaya melakukan beberapa upaya untuk mengantisipasi banjir, di antaranya dengan melakukan pengerukan saluran dan menambah serta memaksimalkan rumah pompa yang ada.
Samsul Hariadi Kepala Bidang Pengendalian Banjir Dinas PU Surabaya mengatakan, pihaknya segera melakukan pengerukan saluran-saluran primer, atau saluran yang langsung terhubung dengan rumah pompa. Untuk itu, pengerukan saluran primer akan menjadi prioritas Dinas PU, agar daya tampung air menjadi lebih besar.
“Prioritas kita ya saluran-saluran primer itu, kita keruk, kita perlebar dan perdalam. Dengan begitu kapasitas air menuju rumah pompa bisa lebih besar,” kata Samsul kepada Radio Suara Surabaya, Rabu (30/10/2019).
Setelah memaksimalkan saluran primer, Dinas PU akan memaksimalkan saluran sekunder dan tertier seperti saluran yang tersebar di kampung-kampung.
Sebelumnya, Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya menginstruksikan untuk menaikkan kapasitas rumah pompa dua kali lipat dari biasanya. Bahkan sebanyak dua rumah pompa baru juga telah disiapkan, di antaranya pompa Petekan dan pompa Sumberejo yang saat ini sudah terpasang sekitar 80 persen.
Dengan adanya penambahan pompa, maka Pemkot juga akan menambah pengoperasian genset dengan mengaktifkan beberapa genset yang selama ini menjadi cadangan.
“Genset juga ditambahi. Kalau pun cadangan, harus bisa nyala semua dan masih ada penyambungan-penyambungan dengan genset-genset yang baru,” ujarnya.
Sedangkan untuk genangan air yang diperkirakan akan masih terjadi masa musim hujan ke depan, pihaknya menarget genangan akan teratasi dalam waktu 2-3 jam.
“Parameter genangan kita adalah lama genangan. Kalau lamanya turun, maka tinggi dan luas genangan akan mengikuti. Target kita 2-3 jam sudah habis,” kata Samsul.
Namun target ini berbeda jika terjadi genangan di Surabaya Barat. Untuk itu, Dinas PU akan menambah rumah pompa setiap tahun di wilayah Surabaya Barat.
Saat ini pompa yang telah selesai dikerjakan adalah rumah pompa di Sumberejo. Sedangkan tahun depan ditargetkan rumah pompa Romokalisari juga akan selesai. Kemudian disusul oleh rumah pompa Sememi.
Upaya antisipasi banjir tentu bukan hanya tugas pemerintah kota semata, namun menjadi tanggung jawab bersama. Untuk itu, Dinas PU merasa terbantu jika warga Surabaya di setiap kampung mau melakukan kerja bakti bersama. Ini dikarenakan saluran-saluran yang ada di pemukiman menjadi tanggung jawab warga, bukan pemerintah kota.
Jika ada warga yang melakukan kerja bakti, Dinas PU akan memberikan beberapa perlengkapan seperti karung glangsing dan angkutan sampah. Caranya tinggal mengirimkan surat pemberitahuan 4 hari sebelum kerja bakti dilakukan.
“Langsung kirim surat aja ke Dinas PU Bina Marga, 3-4 hari sebelumnya, nanti biar teman-teman (saat hari) Minggu udah bawa peralatan dan angkutan. Semua tidak dipungut biaya,” tambahnya.
Samsul berharap, dengan meningkatnya kepedulian warga dalam menjaga lingkungan mulai dari lingkungan terdekat, maka banjir dapat diantisipasi bersama-sama. Sehingga, dampak banjir tidak akan sebesar dari tahun-tahun sebelumnya.
“Warga sudah terlibat saja kami sudah senang. Paling tidak ikut menjaga lingkungan, meski kadang warga jam 7-8 pagi sudah selesai. Nanti kita yang meneruskan sampai sore,” tutupnya.(tin/ipg)