Sepanjang 2018 lalu total angka kecelakaan di Tol Surabaya-Mojokerto kurang lebih mencapai 100 kejadian mengakibatkan 9 orang meninggal. Jumlah itu diklaim menurun pada awal 2019 ini.
Budi Pramono Direktur Utama PT Jasamarga Surabaya-Mojokerto, ketika ditemui di tempat istirahat (TI/rest area) KM 725 A, Kamis (28/2/2019), mengatakan, rata-rata kecelakaan per bulan tahun lalu mencapai 14-15 kejadian.
“Kami bersyukur, Januari kemarin menurun jadi 7 kejadian. Sedangkan (Februari, red) sampai hari ini, semoga nanti malam tidak ada lagi, juga 7 kejadian. Yang bikin lebih bangga lagi, tidak ada korban meninggal,” ujarnya.
Penurunan kecelakaan ini, dia klaim karena sosialisasi kampanye lalu lintas dan berbagai tindakan yang telah dilakukan oleh PT Jasamarga Surabaya-Mojokerto bersama pihak kepolisian PJR Jatim III Tol Sumo.
“Kami melakukan sosialisasi melalui imbauan spanduk, lalu memasang lampu flip-flop berdasarkan saran PJR, juga memasang rumble strike (pita penggaduh) setiap 10 kilometer. Tapi yang paling menentukan, apa yang dilakukan PJR, yakni operasi speed gun,” katanya.
AKP Lamuji Kepala Satuan Patroli Jalan Raya (PJR) Jatim III Tol Surabaya-Mojokerto mengatakan, operasi speed gun dilakukan setiap hari. Setidaknya rata-rata pelanggaran kecepatan di Tol Sumo mencapai 20 pengguna jalan.
“Paling banyak yang melebihi batas maksimal kecepatan lebih dari 105 km/jam. Kalau untuk pelanggar batas minimum 60 km/jam biasanya truk bermuatan. Kami tilang juga,” ujarnya kepada suarasurabaya.net.
Sesuai aturan, kedua jenis pelanggaran dapat membahayakan lalu lintas jalan tol. Pelaksanaan patroli speed gun ini dia nilai cukup efektif untuk memberikan efek jera kepada pengguna jalan yang melanggar batas kecepatan.(den/tin/rst)