Teguh Tri Susanto Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Surabaya mengatakan, munculnya angin kencang di daerah Cangar dan Batu disebabkan pemanasan yang kuat akibat kebakaran hutan atau lahan di sekitar daerah tersebut, sehingga udara dapat terangkat dengan kuat dan cepat.
“Berdasakan analisa kami, bila pemanasan yang demikian terjadi di suatu tempat, maka di tempat itu seolah-olah terjadi kekosongan udara yang dengan cepat pula diisi oleh udara sekitarnya. Sehingga, daerah tersebut menjadi daerah pumpunan angin dan pengumpulan udara,” ujarnya kepada suarasurabaya.net, Senin (21/10/2019) pagi.
Teguh menjelaskan, pengumpulan udara yang berlangsung sangat cepat seperti di atas, dapat menimbulkan pusaran angin. Pusaran angin seperti itu paling sering terjadi di padang pasir, dan dapat mengangkut debu, pasir atau benda-benda ringan lainnya.
Berbeda dengan angin puting beliung yang disebabkan karena cuaca, dengan kemunculan awan Comulunimbus, pusaran angin yang terjadi di Batu dan Cangar kemarin disebabkan karena kebakaran Gunung Arjuno.
“Pemanasan yang lebih kuat, memicu angin berputar. Ini bersifat lokal dan mungkin saja terjadi lagi jika memang ada fenomenan alam yang persis dengan kejadian kemarin. Suhu panas, dan perbedaan tekananan udara yang sangat tinggi,” terang Totok.
Sementara itu, secara regional kecepatan angin dalam beberapa hari terakhir memang cukup kencang, disebabkan perbedaan tekanan udara. Biasanya hanya 10 milibar, kemarin mencapai 60 milibar, sehingga mengakibatkan angin bertiup lebih kencang.
Sebelumnya, satu orang tewas dan seribuan warga yang tinggal di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur harus mengungsi akibat bencana angin kencang yang menerjang wilayah tersebut sejak Sabtu (19/10/2019).
Kejadian bencana angin kencang tersebut terjadi mulai Sabtu (19/10/2019) kurang lebih pukul 23.30 WIB. Hingga Minggu (20/10/2019), berdasarkan laporan BPBD Kota Batu hembusan angin belum berhenti.
Ada sebanyak tiga desa yang terdampak angin kencang tersebut, yakni Desa Sumber Brantas, Desa Gunungsari, dan Desa Sumbergondo, yang ketiganya berada di wilayah Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur.
Berdasarkan data BPBD Kota Batu, hingga pukul 22.30 WIB, sudah ada lebih dari 1.000 orang pengungsi. Dari total jumlah tersebut, terbagi di lima lokasi, yakni Rumah Dinas Wali Kota Batu, Desa Punten, Posko BPBD Kota Batu, Balai Desa Tulungrejo, dan SDN 1 Punten.
Pengungsi terbanyak ditempatkan di Balai Desa Punten, dan Posko BPBD Kota Batu kurang lebih sebanyak 900 orang. Sementara satu korban meninggal atas nama Sodiq, akibat tertimpa pohon yang tumbang pada saat angin berhembus sangat kencang.
Akibat angin kencang tersebut, banyak pohon tumbang yang mengganggu akses jalan raya dan mengancam beberapa bangunan rumah maupun fasilitas umum. Selain itu, aliran listrik juga padam yang berdampak pada terganggunya jaringan komunikasi.(iss/rst)