Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya mengatakan, alasan menempatkan Supomo sebagai Kepala Dinas Pendidikan karena dianggap mampu menangani permasalah pendidikan anak.
“Kalau Pak Pomo (Supomo) ngopeni anak-anak sudah biasa. Jadi bukan hal yang asing bagi pak Pomo, anak-anak berkebutuhan khusus, anak-anak jalanan dan sebagainya,” ujar Risma di Rumah Dinas, Jl Sedap Malam, Senin (11/11/2019).
Risma mengatakan, tugas Supomo di Dinas Pendidikan berat. Karena dia harus menyiapkan ruang kelas, daya tampung, dan fasilitas penunjang untuk PPDB 2020. Namun Risma tidak khawatir karena Supomo orangnya mudah mendengar arahan. Sekali diberi arahan langsung dikerjakan.
“Dia mudah mendengar. Dia langsung tindaklanjuti. Memang ini agak berat karena kita harus siapkan untuk PPDB tahun mendatang. Karena ruang kelas, daya tampung, kemudian juga fasilitas-fasilitas lainnya,” katanya.
Sedangkan untuk Suharto Wardoyo, Risma memberikan kesempatan lagi untuk belajar di posisi Kepala Dinas Sosial. Suharto yang akrab disapa Anang ini, diminta Risma banyak belajar ke Supomo dan banyak turun ke lapangan dalam bekerja.
“Sebetulnya Anang itu saya minta ke situ (Dinsos) untuk belajar di pak Pomo untuk menangani. Mungkin kemarin (saat di Dispendukcapil) itu pak Anang terlalu percaya dengan laporan anak buah, maksudnya laporan tertulis. Saya sampaikan dia harus sering turun lapangan,” katanya.
Sekadar diketahui, sebanyak 37 pejabat di lingkungan Pemkot Surabaya dimutasi, 12 orang di antaranya dipromosikan, dan 25 orang lainya dirotasi.
Dalam sambutannya, Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya mengingatkan para pejabat yang dilantik agar menjaga amanah yang diemban. Karena jabatan yang disandang merupakan titipan Tuhan.
“Saudara-saudara sekalian sudah disumpah oleh rohaniawan bersama-sama. Sumpah itu bukan untuk saya, melainkan untuk Tuhan. Apa yang tidak bisa dilihat oleh manusia, terlihat oleh Tuhan,” kata Risma.
Dalam setiap pelantikan pejabat Risma selalu mengingatkan, agar mereka menjaga amanah dan tak menyakiti warga. Ia mengatakan, masyarakat telah memberikan semuanya untuk Kota Pahlawan ini.
“Kita telah digaji dari hasil jerih payah dan keringat masyarakat. Karena itu, tolong jangan sia-siakan dan sakiti mereka. Saya mencintai mereka. Berikan yang terbaik. Saya pun ada waktunya berhenti. Mumpung kita masih bisa, mari kita jaga amanah yang diberikan oleh Tuhan,” tegasnya.
Di hadapan para pejabat yang dilantik, Risma menceritakan, bagaimana dirinya keluar malam pada pukul 01.00 WIB untuk menjaga amanah masyarakat yang diberikan Tuhan kepada dirinya.
“Saya keluar jam 01.00 malam, belum dijemput mobil, saya naik taksi. Itu untuk menjaga amanat masyarakat,” terangnya.
Risma juga meminta kepada para camat dan lurah, agar menjaga kepercayaan yang diberikan. Sebab, mereka adalah perangkat pemerintah yang paling dekat dengan masyarakat. Ia meminta, aparat pemerintah kota mendengarkan semua keluhan masyarakat.
“Jangan biarkan mereka sakit, menderita karena tak bisa makan. Kalau ada yang mengetahui ada warga yang menderita, tinggal anda sampaikan surat ke saya atau OPD (Organisasi Perangkat Daerah) terkait. Mudah, hanya dengan satu lembar surat bisa menolong orang lain,” katanya. (bid/iss/ipg)