Amien Widodo Pakar Geologi ITS menilai, Pemerintah Kota/Kabupaten bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan atau monitoring berkala pada pohon-pohon yang tertanam di pinggir jalan. Hal ini perlu dilakukan, agar pohon tersebut tidak membahayakan manusia, terutama ketika musim pancaroba saat ini.
“Pohon-pohon yang ada di pinggir jalan, di taman-taman, kantor, sekolah, dan sebagainya itu sengaja ditanam. Oleh karena posisinya berdekataan dengan aktivitas manusia, maka pohon itu bisa jadi ancaman dan mestinya diperlakukan seperti bangunan,” ujar Amien.
Ia juga mengingatkan, banyak ahli di dunia memprediksi beberapa tahun ini kondisi cuaca akan semakin ekstrim. Angin puting beliung akan banyak terjadi dan perlu diwaspadai.
Salah satunya yang terjadi di jalur Cangar, Batu yang membuat banyak pohon tumbang di jalan. Tak hanya itu, sekitar sepekan lalu, sebuah pohon juga tumbang di jalan A.Yani Surabaya dan menewaskan seorang pengendara.
Dari hasil kajian Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), ada beberapa hal yang menyebabkan pohon tumbang.
Pertama, usia pohon yang sudah tua dan tidak tumbuh lagi. Kedua, Pohon tersebut sudah keropos di bagian tengah akibat dimakan rayap dan batangnya mulai mengering. Ketiga, Kanopi yang terlalu lebar.
“Keempat penanaman awal bukan bibit tapi stek. Sehingga akar tunggang tidak ada. Kelima, akar tidak bisa menembus ke dalam karena kondisi tanah yang sangat keras. Sehingga akar lebih banyak ke samping,” jelasnya.
Ia mengatakan, ada tanda-tanda yang bisa dilihat ketika pohon akan tumbang. Salah satunya retakan di sekeliling pohon dan akar yang mulai terlihat ke permukaan.
“Kalau sekiranya kondisi pohon sudah rawan roboh dan membahayakan masyarakat sekitar, maka segera ditebang dan diganti yang baru,” usulnya. (bas/tin)