Sehari setelah erupsi Gunung Tangkuban Parahu, Jumat (26/7/2019) kemarin, terpantau 30 truk hilir mudik mengangkut abu vulkanik supaya tempat wisata itu kembali bersih.
Putra Kaban Direktur Utama PT Graha Rani Putra Persada (pengelola Taman Wisata Alam/TWA Tangkuban Parahu) mengatakan, pembersihan abu itu supaya destinasi wisata itu siap beroperasi lagi.
“Rencananya besok buka. Lihat besok saja, makanya kami berusaha sampai malam, bagaimana pun harus dibersihkan. Kalau tidak bisa malam, ya, pagi. Kami minta tolong Damkar,” kata Putra di Kawah Ratu Gunung Tangkuban Parahu, dikutip Antara, Minggu (28/7/2019).
Rencana membuka kembali destinasi yang dikelolanya itu karena sebelumnya Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang menyatakan Tangkuban Parahu tetap berstatus level 1 normal.
Abu vulkanik itu, kata Putra, akan dibawa di kawasan Cikole untuk disimpan. Menurutnya, abu vulkanik itu memiliki banyak manfaat untuk kesuburan tanah.
“Kami simpan di bawah, di Cikole karena abu ini bagus. Nanti kami pakai. Banyak orang minta,” kata dia.
Sementara, Sabtu (27/7/2019) kemarin, Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat telah memutuskan penutupan sementara TWA Tangkuban Parahu selama tiga hari setelah erupsi.
Irjen Rudy Sufahriadi Kapolda Jawa Barat mengatakan, keputusan itu hasil kordinasi bersama semua pihak pengelola destinasi wisata Tangkuban Parahu.
“Saya mendengar apa yang sudah dilihat, saran-sarannya, dan saya putuskan untuk tiga hari ini statusnya tidak boleh ada pengunjung. Sampai kami melihat perkembangannya lagi tiga hari ke depan,” kata Rudy dilansir Antara.
Sebelumnya, PVMBG telah merekomendasikan agar pengelola tidak memberi izin masyarakat berada di sekitar kawasan, khususnya kawah ratu dan kawah upas dalam radius 500 meter.
Pedagang, wisatawan dan pendaki pun tidak dibolehkan menginap di sekitar kawasan kawah aktif, di kompleks Gunung Tangkuban Parahu.(ant/tin)