Jumat, 22 November 2024

24 Ribu Hektare Sawah Kekeringan, 983 Hektare Padi di Jatim Gagal Panen

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Ilustrasi. Kekeringan yang melanda area persawahan di Bojonegoro. Foto: Antara

Kemarau panjang 2019 sudah berdampak terhadap kondisi pertanian di Jawa Timur. Hingga 24 Juni lalu seluas 24.633 hektare sawah terdampak kekeringan dan 983 hektare tanaman padi dinyatakan mengalami puso (gagal panen).

Ada tiga kabupaten di Jawa Timur yang dinyatakan sangat rawan mengalami kekeringan. Antara lain di Bojonegoro, Lamongan, dan Pacitan. Sementara Kabupaten Tuban terkategori daerah rawan.

Daerah yang dinyatakan sangat rawan adalah daerah dengan sawah terdampak di atas 1.000 hektare. Sementara daerah rawan, luasan sawah terdampak kekeringan di bawah 1.000 hektare.

Data Distan Jatim menunjukkan, jumlah lahan pertanian terdampak kekeringan di Bojonegoro mencapai 11.016,8 hektare, Lamongan seluas 6.806,6 hektare, Pacitan seluas 1.139,5 hektare, dan Tuban seluas 553,25 hektare.


Data kondisi kekeringan pada tanaman padi MTT.2 periode pelaporan sampai 24 Juni 2019. Foto: Istimewa

Hadi Sulistyo Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur memastikan, tanaman padi terdampak kekeringan itu tidak terlalu signifikan memengaruhi produksi padi di Jawa Timur. Stok padi di Jawa Timur menurutnya masih surplus.

“Luas tanaman padi di Jawa Timur ini 1,9 juta hektare. Secara persentase, luas total keseluruhan yang kekeringan hanya 1,32 persen, yang kena puso hanya 0,05 persen. Jadi tidak terlalu signifikan,” katanya, Rabu (3/7/2019).

Meski begitu, Hadi mengatakan, bukan tidak mungkin sawah dan padi yang terdampak kekeringan ini terus bertambah karena musim kemarau ini diperkirakan berlangsung sampai September mendatang.

Berbagai antisipasi sudah dilakukan Distan Jawa Timur bersama Distan kabupaten/kota. Dia megklaim surat imbauan sudah dia kirimkan ke Distan Kabupaten/Kota untuk mengantisipasi kekeringan sejak April 2019 lalu.

“Caranya, Dinas Pertanian kabupaten/kota agar menyiapkan varietas tanaman (padi) yang tahan kering. Kemudian mengoptimalkan pemanfaatan lahan basah, seperti daerah rawa atau lebak,” ujarnya.

Dia juga meminta agar dinas terkait di kabupaten/kota memastikan agar sarana prasarana pertanian dan irigasi seperti embung dan bendungan berfungsi dengan baik di daerah masing-masing.

Distan Jatim juga sudah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Pengairan Jatim memastikan agar seluruh sarana dan prasarana pertanian itu berjalan dengan baik selama musim kemarau ini.

“Lalu di setiap kabupaten/kota itu, kami juga ada yang namanya brigade, tempat alat-alat pertanian. Di sana juga ada pompa air. Petani bisa meminjamnya di sana bila memang diperlukan,” katanya.

Setidaknya tersedia sejumlah 10.142 pompa air di seluruh brigade yang ada di setiap daerah di Jawa Timur yang bisa dimanfaatkan oleh petani untuk melakukan penanganan bila sawahnya mengalami kekeringan.(den/dwi/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs