Dengan menetasnya 74 telur Komodo (Varanus Commodoensis) koleksi satwa Kebun Binatang Surabaya (KBS), pada Februari 2019 lalu menambah total jumlah Komodo menjadi 142 ekor. Jumlah itu masih normal dan belum over populasi.
Chairul Anwar Direktur Utama PDTS-KBS menyampaikan bahwa dengan bertambahnya Komodo di KBS, menjadi 142 ekor tersebut memang masih dalam batas normal dan belum over populasi.
“Kami punya kandang dan nursery yang cukup untuk perkembangan anakan Komodo termasuk Komodo dewasa yang sudah berada di masing-masing kandang yang cukup representativ. Jumlah ini memang cukup besar tetapi masih belum bisa disebut over populasi,” terang Chairul Anwar.
Ditambahkan Chairul dengan menetasnya 74 telur Komodo tersebut, bisa jadi lembaga konservasi KBS merupakan satu-satunya lembaga konservasi yang berhasil menetaskan telur Komodo dalam jumlah terbanyak.
“Karena pada umumnya, seperti yang pernah kami lihat, hanya di kisaran 15 hingga 20 telur saja. Kali ini kami berhasil menetaskan 74 telur. Namun demikian ini sekaligus tantangan buat kami untuk tetap menjaganya sampai tumbuh dewasa,” kata Chairul Anawar.
Sementara ditambahkan drh. Ommy Kepala Departemen Kesehatan Satwa PDTS-KBS bahwa kondisi Komodo yang terus bertambah di KBS masih dalam kategori aman dan belum over populasi.
“Karena jika mereka tidak bisa bergerak dalam kategori hidup normal dan berkembang biak secara normal maka kondisi itu bisa disebut over populasi. Misalnya kandangnya sempit, tapi bertambah terus, bisa jadi disebut over populasi. Kalau Komodo ini masih belum. Masih normal,” tegas drh. Ommy.
Lalu Ommy mencontohkan bahwa di nursery KBS, beberapa anakan Komodo berumur 1 tahun dipisahkan dengan anakan yang baru saja menetas atau berusia sekitar 1 bulan.
“Sedangkan yang dewasa ada pada kandang yang berbeda-beda, ini kondisi yang masih normal, dan satwanya bisa berkembang biak normal dengan kandang terawat dan cukup,” kata drh. Ommy.
Ke 74 anakan Komodo yang baru lahir pada Februari 2019 lalu itu, Selasa (5/3/2019) ditempatkan pada kandang atau sangkar besar, dengan menggunakan pasir khusus berwarna putih. Di masing-masing sisinya dipasang pagar kawat.(tok/ipg)