Menjelang Pilpres dan Pileg 2019, Sulistyanto Soejoso Pengamat Pendidikan mengingatkan, semua pihak tidak perlu takut pendidikan politik di Sekolah. Ia menyebut, jika ada pihak yang ketakutan, tandanya orang tersebut tidak paham pendidikan.
“Jadi kalau ada ketakutan politik masuk sekolah, (dan hasilnya, red) nanti bakal kayak begini begitu, itu orang yang gak paham pendidikan,” kata Sulis ketika ditemui sehabis menghadiri seminar di kampus UIN Sunan Ampel, Surabaya, Jumat (16/11/2018).
Ia menganalogikan pola pikir semacam itu seperti orang tua yang tinggal di sebuah pantai. Menurutnya, jika orang tua tersebut ingin agar anaknya tidak terkena ombak, maka harusnya anak tersebut diajarkan berenang di lautan. Ketika ada ombak yang makin besar, si anak sudah memiliki kemampuan menghadapi ombak tersebut.
“Bukan malah dibangunkan tembok tinggi seperti tembok Cina,” katanya.
Meski begitu, ia tidak berharap pendidikan politik diformalkan dalam bentuk mata pelajaran. Ia menilai, jika diformalkan, hasilnya akan sia-sia. Ia menyebut, sekolah bisa mengemasnya dalam bentuk dialog dan mengundang tokoh yang memiliki kompetensi.
Menurutnya, dialog-dialog tersebut akan memantik pikiran siswa yang nantinya akan mereka kembangkan sendiri. Ia menyebut, Hal ini penting agar siswa yang berminat tidak terkungkung.
“Jangan takut. Ketakutan biasanya datangnya dari yang masih kuasa. Supaya tidak ada ancaman kekuasaannya tergantikan,” katanya sambil tertawa. (bas/dim)