Sabtu, 23 November 2024

Ekonomi Global, ITS dan Kemenkeu RI Lakukan Kerja Sama

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Joni Hermana (kiri) bersama Suharianto (kanan) usai penendatanganan kerjasama. Foto: Humas ITS Surabaya

Menindaklanjuti era persaingan ekonomi global, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya bekerja sama dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI, ajak masyarakat pahami investasi.

Sebelum penandatanganan kerjasama, dilakukan kuliah umum menghadirkan Suharianto SE Ak MM CA., Kepala Subdirektorat Analisis Keuangan dan Pasar Surat Utang Negara, dan Slamet Prayitno SE SST Ak MBA., Kepala Seksi Pelaksanaan Transaksi Surat Berharga Syariah Negara II, dengan tema: Investasiku Bagi Indonesia melalui Surat Berharga Negara (SBN) Ritel.

Tema tersebut sebgaja dipilih karena pada kenyataannya memang sangat sesuai dengan zaman ini yang sebagian besar kaum muda enggan untuk melakukan investasi.

Prof Ir Joni Hermana MScES PhD., Rektor ITS, menerangkan bahwa sebagian masyarakat milenium Indonesia cenderung tertarik untuk membeli barang baru daripada menggunakan uangnya untuk berinvestasi.

“Dengan kerja sama bersama Kemenkeu ini, bisa diharapkan untuk terus bertambahnya minat kaum milenium dalam melakukan investasi,” terang Joni Hermana saat memberikan sambutannya.

Dengan melalui SBN ritel oleh Kemenkeu ini, lanjut Joni, mahasiswa menjadi semakin mudah untuk melakukan investasinya. Apalagi investasi tersebut juga ditujukan untuk pembangunan negara Indonesia itu sendiri.

“Jadi prinsipnya, kita membangun negeri kita dengan uang yang bersumber dari kita sendiri,” tambah Joni.

Suharianto pada paparannya menjelaskan bahwa minimal uang untuk membeli SBN Ritel hanya sebesar Rp 1 juta. “Sehingga tidak harus memiliki uang ratusan juta rupiah untuk bisa melakukan investasi pada usia muda,” kata Suharianto.

Data jumlah investor dari salah satu produk SBN Ritel yaitu SBR004 menunjukan bahwa 40,99 persen ialah berasal dari kalangan kaum millenium. Hal itu menunjukkan bahwa jumlah kaum millenium saat ini yang ikut berinvestasi sudah cukup banyak. Walaupun nilai dari nominalnya masih terbilang cukup kecil.

Sementara itu, Slamet Prayitno juga menyampaikan bahwa investasi SBM Ritel sendiri tidak hanya bersifat secara konvensional.

Namun saat ini sudah berkembang sistem bersifat syariah yang disebut dengan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Ritel. SBSN sendiri hanya difokuskan untuk membiayai proyek-proyek pemerintah saja.

Dengan demikian, pendanaan untuk pembangunan dalam negeri tidak tergantung dengan dana asing yang begitu banyak. “Sehingga kaum millenium saat ini perlu untuk berinvestasi demi membantu perekonomian negara Indonesia sendiri,” pungkas Slamet Prayitno mengingatkan.(tok/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs