Sabtu, 23 November 2024

Urusan Bagasi Pesawat Lama, Mahasiswa ITS Buat Inovasi

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Farras dan kawan-kawan dalam timnya dari Departemen Teknik Industri ITS Surabaya. Foto: Humas ITS Surabaya

Mahasiswa Departemen Teknik Industri ITS Surabaya membuat inovasi pada sistem bagasi pesawat, yang nantinya membuat penumpang tidak perlu lagi menunggu terlalu lama untuk urusan bagasi.

Adalah Farras Rahardini Azizah, Mayangkautserina, Ahmad Avisiena, dan Fachreza Reynaldi, yang membuat inovasi mempercepat penurunan bagasi saat penumpang berada di bandara dalam keadaan penerbangan padat.

Pada kasus ini, mereka berhasil berinovasi pada permasalahan di Bandara Internasional Soekarno Hatta Terminal 3, Cengkareng.

“Terminal 3 di Bandara Soekarno Hatta kebanyakan untuk destinasi internasional, sehingga bandara sangat padat pendatang. Oleh karena itu, akan muncul permasalahan pada sistem bagasi. Dan inovasi yang kami lakukan agar urusan bagasi bisa cepat sampai pada penumpang saat kedatangan di bandara,” terang Farras.

Masih kata Farras, satu diantara masalah yang masih dihadapi pengelola bandara saat ini adalah mencari cara bagaimana agar para penumpang bisa cepat mengambil barang bawaan mereka tanpa harus menunggu lama.

Farras menambahkan bahwa untuk peraturan di Indonesia sendiri regulasi bagage handling system diatur dengan ketetapan waktu tunggu 25-40 menit. “Ini sangat berbeda dengan Bandara Changi Singapura yang hanya butuh waktu tunggu tujuh menit,” jelas Farras.

Farras menambahkan, terdapat banyak perbedaan antara Bandara Soekarno Hatta dan Changi. “Perbedaan yang mencolok adalah konveyor di Bandara Changi lebih cepat, standar kerja lebih tinggi, dan teknologi lebih canggih,” tambah Farras.

Farras menyampaikan bahwa di Bandara Soekarno Hatta Terminal 3 pada setiap pintu penerimaan bagasi hanya terdapat dua karyawan. “Dikhawatirkan saat pesawat sedang arrival, karyawan pada salah satu pintu konveyor akan kewalahan ketika memindahkan barang bawaan dari dolly ke konveyor dan ketika sedang tidak ramai mereka tidak melakukan apa-apa,” sambung Farras.

Solusi yang ditawarkan Farras dan timnya adalah manajemen penempatan dan alokasi waktu oleh pegawai bagian transfer bagasi ke konveyor. “Ketika salah satu pintu konveyor bagasi sepi dan konveyor lain sedang ramai, karyawan pada konveyor sepi tersebut langsung dipindah ke bagian yang ramai untuk membantu,” ujar Farras.

Dengan cara ini, kata Farras, maka dapat diminimalisasi waktu tunggu pada sebuah konveyor dengan akibat terlalu lama memindahkannya.

“Cara ini efektif apabila tidak ingin mengganti teknologi yang ada, karena dengan menambah karyawan dapat mempercepat terselesaikannya pemindahan barang,” tegas Farras.

Farras juga mengatakan bahwa bagage handling system penting karena berkaitan dengan kepuasan konsumen. “Semakin cepat barang sampai kepada penumpang, maka semakin sedikit waktu tunggu penumpang pesawat di bandara dan tentu ini akan memenuhi kepuasan pelanggan,” pungkas Farras.(tok/dwi)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs