Universitas Ciputra (UC), Senin (15/10/2018) resmikan Pusat Kajian Warisan Budaya Kreatif atau Center for Creative Herritage Studies (CCHS). Sebuah lembaga yang memberikan kesempatan masyarakat, generasi muda dan mahasiswa mengenali dan mencintai kemudian ikut menjaga kekayaan warisan budaya bangsa.
“Bangsa Indonesia memiliki kekayaan budaya yang sangat besar dan beragam. Ditengah globalisasi yang terus berlangsung, ada kekhawtiran warisan budaya bangsa itu punah. Oleh karena itu, warisan kebudayaan itu harus dijaga,” terang Ir. Yohannes Somawiharja, M.Sc., Rektor Universitas Ciputra.
Satu diantara upaya untuk ikut menjaga sekaligus melestarikan warisan budaya bangsa tersebut, lanjut Yohannes, Universitas Ciputra mendirikan pusat kajian sebagai bagian pelestarian dan penggunaan media yang kreatif demi menjaga kelestariannya.
“Kami mengagas pendirian pusat kajian Warisan Budaya Kreatif, Center for Creative Heritage Studies (CCHS) tersebut sebagai satu diantara media dan sekaligus sebagai upaya melestarikan budaya warisan bangsa,” tambah Somawiharja.
Pelestarian warisan budaya bangsa, lanjut Somawiharja tidaklah berbicara sebatas pelestarian benda, situs, atau hanya sekedar nilai-nilailhuru masa lampau semata.
“Lebih dari itu. Ada upaya-upaya bersama untuk menciptakan warisan budaya baru dimasa kini yang didasari nilai-nilai masa lalu. Ini penting dilaksanakan, agar nilai-nilai baru yang muncul nantinya berdasarkan nilai luhur masa lalu,” papar Somawiharja.
Somawiharja menegaskan bahwa hal inilah esensi dan definisi dari pelestarian serta nilai-nilai warisan budaya. Kesadaran inilah yang sangat diperlukan bagi para pemerhati, pelaku budaya, dan praktisi industri kreatif saat ini.
Seperti halnya masa kini tak dapat dilepaskan dari masa lampau, maka pelestarian nilai-nilai budaya juga tidak terpisahkan dari nilai-nilai ekonomi dan sosial yang berlangsung ditengah masyarakat pad amasa lalu dan masa sekarang.
Melalui pemahaman itu, tambah Somawiharja, masyarakat dapat menyadari urgensi dan potensi dari kajian warisan budaya sebagai sumber inspirasi bagi keberlangsungan pengembangan ekonomi kreatif dalam bentuk Kriya, Busana, Arsitektur, dan Desain demi terciptanya warisan budaya Indonesia yang berkelanjutan.
Universitas Ciputra sebagai lembaga pendidikan tinggi yang mengedepankan spirit entrepreneurship, inovasi, dan kreativitas berkomitmen menjawab peluang tersebut melalui CCHS.
CCHS memang digagas sebagai sebuah lembaga riset lintas disiplin ilmu di bawah naungan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Ciputra yang bekerja sama dengan institusi-institusi kebudayaan nasional dan internasional.
Fungsi lembaga ini, pertama: sebagai pusat penelitian, pelestarian, dan penciptaan warisan budaya. Kedua: sebagai pusat pembinaan, pendampingan, dan pengembangan pelaku budaya. Dan ketiga: sebagai pusat diseminasi budaya dan produk ekonomi kreatif berbasis budaya.
Dari fungsi itu, maka masyarakat dapa memanfaatkan CCHS menjadi sarana untuk penelitian, penciptaan warisan budaya baru, pelatihan dan pendampingan pelaku budaya, penerbitan artikel dan buku, pameran, seminar, serta berbagai festival budaya.
“Bersamaan dengan pembukaan lembaga kajian ini, kami juga hadirkan pameran Keris, Batik, Gubug Wayang, Fashion Show, Kuliner Kontemporer yang terinspirasi cita rasa khas Majapahit. Senin (15/10/2018) ini seluruh kegiatan kami gelar di lantai 2 kampus Universitas Ciputra,” pungkas Somawiharja.
Hadir sebagai satu diantara nara sumber membahas keberadaan Batik Lasem yang ikut dipamerkan pada pembukaan lembaga kajian ini adalah Kwan Hwie Liong penutur sejarah batik Lasem sekaligus pemerhati batik Batang.(tok/ipg)